Miftahul Huda
Asril Alifi 1 Agustus 2011
Entah dari mana datangnya, yang jelas saya juga tak habis pikir mendengar kabar itu. Beberapa waktu yang lalu sudah terkumpul 14 orang, eh lha kok sekarang cuma ada 9 orang. Dari guru yang mengurusi pendaftaran, katanya mereka membatalkan diri dengan beberapa alasan yang juga masih dalam status “katanya”.
“Katanya sekolah di MTs. Itu ijasahnya tidak berguna, tidak bisa melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.” Hmmmm... saya hanya bisa mengelus dada mendengarnya. Baru kali ini saya menemukan anggapan yang begitu aneh dan keliru tentang Mts. Ada juga yang bilang, kalau belajar di MTs. Itu gak keren, Lebih keren di SMP. Hingga orang tuanya rela menggali kocek lebih dalam untuk maksa masuk di dalamnya. Ya sudahlah.... mungkin itu adalah salah satu konsekuensi dan tantangan (kalau tidak boleh dianggap halangan) sebuah sekolah yang baru berdiri. Positif thinking sajalah. Wajar jika mereka ragu-ragu, karena memang masih belum ada contoh dan bukti dari kualitas MTs. ini.
Saya sendiri pun sudah cukup terharu dengan ide dan semangat beberapa guru SD saya dan beberapa pemuka agama di kampung ini. adanya MTs. Ini membuktikan bahwa masyarakat di kampung ini masih ada yang peduli dengan pendidikan yang lebih tinggi. Dengan pendidikan agama yang harus lebih banyak mendapatkan porsi lebih bagi generasi bangsa ini. ketika mendengar kabar ini, tanpa pikir panjang saya langsung mengiyakan ketika diminta untuk membantu proses pendirian dan mengajar di tempat ini, meski dengan konsekuensi jam kerja saya harus lwbih ekstra di semester ini. Mulai dari pagi sampai sore hampir setiap hari. Namun melihat semangat para guru-guru dan 9 murid yang ada di sini.
Madrasah Tsanawiyah Miftahul Huda. Itulah nama sekolah ini. Bertempat masih satu atap dengan sekolah SD tempat saya mengajar, SDN 01 Indraloka I. Karena masih menumpang maka jam operasinya pun di waktu siang hari, karena pagi harinya masih di pakai oleh SD. Diisi oleh guru-guru yang juga berasal dari sekolah kami dan beberapa tokoh masyarakat yang bertekad untuk berjuang bersama. Jika bukan orang-orang yang tulus pasti mereka tidak berada di sini, karena materi yang kami dapat sangat jauh dari standar. Dan aku merasa beruntung bisa berada di tengah-tengah mereka.
Sembilan murid yang kami dapat, 7 diantaranya adalah mantan siswa kelas 6 di SD ini yang baru lulus. Satu orang adalah siswa SD ini yang lulus tahun kemarin dan berhenti setahun untuk sekolah. Sementara satu lagi adalah siswa dari SD lain. Bisa dibilang mereka adalah anak-anak yang berasal dari keluarga menengah ke bawah, dan mungkin salah satu alasan mereka memilih bersekolah di sini adalah karena kocek mereka tidak terlalu dalam untuk mendaftar di sekolah yang membutuhkan biaya banyak dan berjarak jauhdari rumah, yang berarti harus ada biaya tambahan untuk transportasi. Well... tapi saya tetap melihat 9 anak ini adalah anak yang luar biasa, karena di hari pertama mereka seperti sekarang ini mereka tidak merasa malu duduk di sekolah yang sangat sangat sederhana ini. dengan penuh tawa dan keceriaan mereka tetap ikhlas membersihkan dan merapikan ruangan kelas mereka.
Semoga semangat ini tetap mekar selamanya agar sekolah ini bisa menjadi madrasah yang memberikan petunjuk dan pencerahan, sesuai namanya, Miftahul Huda, yang berarti Kunci petunjuk. Tidak hanya bagi siswa yang ada di sini, tapi juga bagi masyarakat di sini.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda