Surat untuk Iksandi

Anita 24 Maret 2012

 

                                                                Torosubang, 23 Maret 2012

Dear Iksan,

Jujur Ibu kaget ketika mendengar Iksan akan kembali ke Kendari. Ketika Inda mengabarkan pada Ibu tentang berita itu, ibu dengan gampangnya berpikir bahwa tidak mungkin Iksan kembali ke Kendari. Itu mungkin hanya bercanda. Makanya Ibu tidak ambil pusing. Namun ternyata berita itu benar, Ibu tak tahu harus berkata apa.

Iksan tahu, Iksan adalah salah satu murid kebanggaan Ibu. Ibu bahagia bisa menjadi guru Iksan. Sejak Ibu mengenal Iksan, ibu tahu Iksan memiliki potensi hebat yang membuat  Iksan suatu saat nanti menjadi orang besar. Iksan yang suka bertanya, Iksan yang jarang (bahkan tidak pernah) datang terlambat ke sekolah, Iksan yang begitu cepat mengingat sesuatu, Iksan yang senang bercerita, berkomentar dan terkadang juga menjahili teman, Ibu menyukai semuanya tentang Iksan.

Pengalaman yang tak terlupakan oleh Ibu adalah tentang Paus Biru itu. Iksan tentu sangat ingat, ketika Ibu mengisi Teka Teki Silang yang menanyakan jenis hewan apa yang terbesar di dunia. Ibu awalnya hanya iseng bertanya kepad Iksan karena Ibu pikir, Iksan juga tidak tahu. Tapi saat itu Iksan menjawab dengan cepat, “ Paus Biru buk!”. Ketika Ibu mencocokkan jawaban Iksan dengan jumlah kotak yang ada, ternyata cocok. Pas. Lalu saking tidak percayanya, Ibu bertanya kepada Iksan, “ Heh, yang benar? Iksan tahu darimana? Sekali lagi dengan cepat, Iksan menjawab, “ Itu Buk, di buku itu. Sini mari saya cari Buk. Paus biru itu Buk, beratnya 100 ton, sama dengan 30 ekor gajah”. Sambil berceloteh tangan Iksan sibuk mencari halaman di buku Ensiklopedia setebal 600 halaman itu. Ibu hanya bisa tercengang sambil bersyukur. Bersyukur karena Ibu bisa mengenal anak seperti Iksan.

Saat ini, Ibu benar-benar sedih melepaskan Iksan. Masih banyak yang ingin Ibu ajarkan dan ceritakan kepada Iksan. Masih banyak perlombaan yang Ibu ingin ikut Iksan di dalamnya. Masih banyak tempat yang ingin Ibu kunjungi bersama Iksan dan anak- anak lainnya. Masih banyak film dan video-video yang ingin Ibu tontonkan kepada Iksan. Masih banyak hal yang ingin Ibu lakukan bersama Iksan. Namun, apa daya. Ibu bukanlah orang yang berkuasa mencegah kepergian Iksan. Apalagi Iksan pergi ke Kendari tentunya akan mendapatkan sekolah yang lebih baik disana. Iksan bisa ikut les bahasa Inggris. Iksan bisa bermain internet. Iksan juga akan kembali bersama teman-teman Iksan yang lama. Tidak ada alasan bagi Ibu untuk menahan Iksan disini.

Iksan sebentar lagi akan naik kelas VI. Setelah itu masuk SMP dan SMA. Ibu harapkan Iksan dapat melanjutkan sekolah Iksan sampai kuliah nanti. Bukankah Iksan pernah berkata ingin menjadi brimob? Tapi Iksan tahu, di luar sana banyak hal yang bisa Iksan lakukan selain menjadi brimob. Iksan bisa menjadi pilot, arsitek, wartawan, anggota Kopasus, astronot bahkan seorang presiden. Bercita-citalah setinggi mungkin Iksan.  Jalan Iksan masih panjang. Atau mungkin Iksan ingin menjadi seorang peneliti hewan laut yang bisa berkeliling dunia dan menemukan ternyata di Bumi ini ada hewan yang lebih besar dari pada Paus Biru. Iksan masih ingat film Dokter hewan yang Ibu tontonkan? Mungkin Iksan nanti bisa menjadi dokter hewan. Menjadi apa pun Iksan nanti, jadilah orang yang cerdas dan baik. Orang yang ahli di bidangnya, dan juga baik tingkah laku dan perbuatannya.

Semua kenang-kenangan Ibu bersama Iksan dan anak-anak lainnya akan selalu Ibu ingat. Begitupun juga Ibu harap Iksan tidak lupa dengan Ibu. Pengalaman ketika kita memancing bersama, ke kebun Alfi, ke gunung, menangkap Popaco dan ke Watob, masak-masak di sekolah. Semuanya akan selalu menjadi kenangan indah buat Ibu. Iksan juga jangan melupakan teman-teman Iksan disini. Siapa tahu, suatu saat kalian akan bertemu dan bisa saling membantu sama lain.

Pesan Ibu untuk Iksan, teruslah belajar, belajar dan belajar. Dengan begitu, kita akan menjadi orang yang lebih baik setiap harinya. Teruslah menjadi Iksan yang rajin membaca, rajin bertanya, menghormati guru, menyayangi teman dan berbakti kepada kedua orang tua. Insya Allah suatu saat, Ibu bisa melihat Iksan menjadi orang terkenal, muncul di televisi sebagai orang yang bisa berguna bagi bangsa Indonesia.

Selamat jalan Iksandi Jayaputra. Ibu dan teman-teman disini akan selalu merindukan Iksan.

Ibu Anita

*Ini adalah surat perpisahan yang saya tulis tepat ketika saya tahu bahwa Iksandi keesokan harinya akan pindah ke Kendari


Cerita Lainnya

Lihat Semua