Bermimpi Itu Asyik, Coy!

AnggiPresti Adina 24 September 2015

Adalah Pak Lukman. Beliau sekarang merupakan wali kelas 3 SDN 032 Tanah Grogot. Beliau juga merupakan alumni sekolah dasar ini dulunya. Memutuskan untuk menempuh pendidikan sarjana sekolah dasar dan kembali mengabdi adalah karena kecintaannya akan dunia pendidikan dan kemajuan desanya. Beliau sadar betul, bahwa kontribusi positif pemuda untuk desa adalah suatu keharusan, makanya, semangat ini tak hanya dikerjakannya sendirian. Pak Lukman pun berhasil memacu saudara-saudaranya untuk sekolah hingga ke bangku kuliah.

Suatu siang selepas jam pelajaran berakhir, Pak Lukman banyak bercerita soal pengalamannya yang bahkan sempat putus sekolah dasar akibat seluruh peralatan sekolahnya hanyut di Sungai Kandilo. Belum lagi soal bayaran SPP yang harus didapatkannya dengan berjualan sanggar (gorengan), wadai (kue-kue basah), atau kates (pepaya). Tapi, Pak Lukman justru mendapati semua pengalamannya di masa kecil sebagai lecutan supaya punya impian yang jauh lebih tinggi lagi. Seperti sebuah tagline di lini masa, “Bermimpi Itu Asyik, Coy!”, ini pula yang ditularkan kepada siswa-siswanya.

Mendapati siswa-siswa yang berjualan di sekolah (biasanya yang dijual adalah makanan ringan dan aksesoris kekinian), beliau  selalu mendukung  dengan tetap menasihati bahwa boleh berjualan asal selama jam pelajaran semua barang dagangan disimpan rapi, tetap fokus, dan semangat mengikuti  pelajaran, serta tetap memelihara kebersihan di lingkungan    sekolah. Hal ini pula yang membuat siswa tak pernah merasa dibatasi, malah  mereka makin semangat menjajakan barang dagangannya. Karena menurut Pak Lukman, selain membantu orang tua, mereka (siswa-siswa) juga sudah melatih diri sejak dini untuk jadi pengusaha, seperti yang kebanyakan orang tua mereka lakukan, berdagang.

Ini soal lainnya lagi. Beliau berhasil membuat terobosan dengan menantang kelas 3 untuk menjadi petugas upacara. Ya, Pak Lukman sangat ingin anak-anak berani tampil mulai sejak dini, sejak mereka berada di kelas kecil. Beliau berhasil meyakinkan guru lainnya akan performa kelas 3 dan yang terpenting, beliau berhasil melatih dan menyemangati siswanya menjadi petugas upacara. Hasilnya, tak ada rona takut terpancar dari wajah para petugas upacara. Bahkan seusai upacara, seisi kelas 3 dengan penuh semangat menceritakan pengalaman pertama mereka menjadi petugas upacara.

Pak Lukman saat ini sedang menyusun impiannya yang lain. Beliau ingin punya perpustakaan sederhana dirumah orang tuanya dengan harapan tetangga-tetangga terdekatnya dapat berkunjung, membaca buku, syukur-syukur kalau sampai mengadakan kegiatan positif lainnya untuk muda-mudi di desa ini. Pak Lukman juga tidak melupakan cita-citanya yang lain, punya usaha sampingan, guna memberdayakan saudara-saudaranya agar terpacu menjadi orang yang lebih sukses dari dirinya. Meski beliau pernah didera penyakit pada paru-parunya dan menyebabkan tak bisa mengajar selama dua bulan lebih, tapi itu bukanlah suatu alasan untuk menyerah dan tak melanjutkan apa-apa.

Siang itu, dengan tawa renyah kami dan obrolan ngalor-ngidul tapi bermakna, Pak Lukman kembali berceletuk “Bermimpi Itu Asyik, Coy!”. Sambil satu tangannya mengepal bebas ke udara. Semangat terus, Pak!


Cerita Lainnya

Lihat Semua