info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Serpihan Kisah negeri 1011 Sungai (part 1)

Ambarwati 2 Juli 2011
15062011 Akhirnya tiba waktuku dan 10 laskar borneo lainnya, kami akan berjuang di bumi uncak kapuas kalimantan barat. Kami menumpangi burung raksasa yang mereka sebut dengan garuda, kami sudah terpisah dengan PM dari wilayah lain, memang tak terpelakkan selalu ada airmata dalam setiap perpisahan, dan hukum itu terjadi npula padaku. Tanpa ada komandopun mata ini akan basah dengan sendirinya, karena komando tertinggi ada dihatiku, dan saat itu hatiku berkata menangislah karena mereka adalah orang-orang yang kau sayangi..ya aku sayang pada mereka semua. Ketika pertama aku hendak melangkahkan kaki ke jakarta untuk mengikuti training IM maka yang aku lihat adalah langit yang muram dengan wajahnya yang gelap disertai butiran lembut air yang mengalir dari wajahnya dan pada akhirnya aku melihat senyuman indah nan merona dari wajahnya, aku melihat pelangi yang indah meskipun dengan wajah sedikit muramnya seolah dia tahu apa yang kurasakan dan apa yang dirasakan oleh mereka yang aku tinggalkan disana. Tapi tidak demikian ketika tiba saat dimana aku akan memulai meniti perjalanan pertama sebagai pengajar muda, wajah yang sangat berbeda yang dia berikan. Wajahnya begitu ceria, bahkan mungkin saking cerianya dia sehingga dia terasa hangat memelukku, dan yang ada satu hal yang membuatku semakin takjub dia kembali merona, dia kembali tersenyum. Dan sekali lagi dia hadir bersama pelangi, tapi kali ini tidak dengan muram tapi dengan senyuman, dan aku meyakini bahwa itu adalah tanda senyuman dari bunda yang telah memberikan restunya, senyuman sahabat2 PM2 ataupun IM dan mereka yang akan bersamaku setahun kedepan di borneo. Entah sebab apa ini membuat aku semakin semangat untuk berlari menuju tempat dimana aku akan tinggal, karena kalau boleh aku berangan. Pelangi cantik di borneo ini adalah senyuman dan semangat besar yang akan aku dapatkan disini. Ada banyak tekad dan semangat yang ada dan akan ada di tempatku itu. Dan benar saja, aku semakin yakin bahwa saat ini Alloh memang benar mengirimkanku kesini. 16062011 Entah kenapa, jujur aku paling bosan dengan kata sampbutan dan aku merasa tidak ada yang istimewa dengan kata sambutan itu. Yaaa,hari ini adalah saat penyambutan kami di Kapuas Hulu dan benar saja tidak ada yang bisa aku ceritakn dalam penyambutan ini, karena memang hatiku sedikit kurang berdamai dengan penyambutan. Ternyata dalam persengketaanku dengan penyambutan, dia berdamai karena dia membawa pertemuan yang indah buat 11 laskar borneo, ya kami bertemu dengan orang UPTD dan kepala sekolah di tempat dimana kami akan mengajar dan tinggal. Dan kali ini aku berdamai dengannya karena aku melihat banyak keramahan dan senyuman yang indah dari mereka yang ada disana. Dan sedikit gila kali ini aku mau berdamai dengan kata penyambutan. 18062011 Ini adalah hari pertamaku di sekolah, disini sekolah dimulai apabila semua guru sudah kembali dari kebun mereka. Disini kelas dimulai antara jam 8 dan jam 9, hanya ada kisaran waktu karena tidak ada yang tahu para guru mereka pergi ke kebun sebelah mana, perbukitan ini terlalu luas untuk diperkirakan. Terlalu bersemangat mungkin, aku telah sampai di sekolah pukul 7 pagi padahal bukannya aku tak dapat info tentang jam sekolah, aku hanya tidak sabar ingin segera berada di sekolah dan bertemu dengan banyak malaikat-malaikat kecil. Hari ini tidak ada kegiatan belajar mengajar, hanya kerja bakti karena semua siswa telah melewati ujian akhir semester. Akupun mulai berkenalan dengan mereka satu per satu, ada yang tertawa senang, dan ada pula sebagian dari mereka yang sedikit malu atau bahkan takut untuk aku dekati. Aku anggap itu wajar karena itulah seninya menjadi pendatang baru, mendapatkan banyak ekspresi baru diawal pertemuan. Dan aku menanti  sampai pukul 8 pagi tapi belum juga ada penampakan guru, aku mengajak mereka beraksi dan, waaaaw ternyata banyak anak yang antusius, kami memulai kerja bakti bersama sampai kepala sekolah datang dan meminta mereka berbaris dan beliau lakukan untuk itu memulai perkenalanku, mereka dengan sigap lansung mengambil barisan ditengah matahari katulistiwa yang begitu terik, karena tidak tega melihat mereka yang muram kepanansan akhirnya aku membuat perkenalan yang sangat singkat agar kami dapat lansung memulai kerja kami. Aku ikut ambil bagian membantu siswa kelas rendah untuk membersihkan sampah di sepanjang halaman sekolah yang menurutku super luas itu, mungkin 3 kali luas halaman sekolah normal pada umumnya. Mereka senang bukan kepalang ketika aku ikut kegiatan mereka, dan tanpa ku sadari ada pasukan kecil yang mengikutiku, sehingga ketika aku diam para pasukan diam dan tanpa aba-aba dari ku mereka mengikuti langkahku sama persis. Semua berjalan seirama tanpa perlu ada kata. Ada satu anak bernama ali, dia sangat tidak banyak bicara tapi banyak bekerja. Dia sangat cekatan dalam memungut sampah, dia hanya konsentrasi pada sampah yang ada didepannya dengan mulut diam dan alhasil dialah yang paling banyak memberi hasil pungutan sampah dan sampai pada akhir kerja bakti saat cuci tangan atau saat pulang ternyata aku tak mendengar satu katapun kaluar dari mulutnya bahkan saat aku tanya namanya. Dia hanya memberi sedikit senyum tipis yang membuat aku semakin penasaran. 19062011 Aku mulai mati gaya, dan kalian pasti paham kenapa itu terjadi. Bagaimana tidak belum ada 1 bar pun sinyal yang nyantol di HP yang aku pegang, gelap gulita saat malam hari dan karena disini mayoritas masyarakat adalah nasrani maka pastilah hari minggu adalah hari sepi buatku yang menjadi the only one muslim girl karena mereka semua sembayang di gereja,tapi sukurlah ada seorang guru PNS yang bernama bu utin datang kesini untuk menyiapkan acara perpisahan esok hari. Aku singgah di rumahnya dan kami mulai saling merangkai pembicaraan, dan aku mendapat banyak cerita dari beliau bagaimana perjalanan dan perjuangan mengajar di desa yang masih sulit untuk dijangkau ini. Beliau sudah 6 tahun mengabdi dan aku bisa bilang dia perempuan perkasa karena dengan motornya, dia bisa menyusuri perjalanan putusibau-kepala gurung tiap hari untuk mengajar disini. Dan itu bukan perjalanan yang mudah mengingat medan jalan yang dilalui akan membuat badan gemetaran dari ujung kaki sampai ujung rambut, dengan jembatan kayu aladarnya untuk melintasi sungai, dan tak ketinggalan batu lari khas kepala gurungJ. Sore haripun tiba dan sang mega merah mulai menampakkan wajahnya, tapi mereka tetap semangat bermain dilapangan super luas ini. Laki dan perempuanpun beradu tanding permainan yang sama, sepak bola dan aku melihat mereka mempunyai kekuatan yang sama dan anehnya semua anak disini nekad ikut bahkan yang menurutku masih terlalu kecil sampai aku takut melihat kalau-kalau dia tertendang teman main yang lain. Dan malam ini adalah malam pertama aku mengajar anak-anak di kampung ini, hal ini bermula pada tawaranku pada seorang anak yang mampir singgah ke rumah. Aku menawarkan mengisi liburan dengan kursus bahasa impian mereka, karena dari para guru aku mendapat informasi mereka sangat menginginkan ada pelajaran orang barat, dan menurut mereka sungguh aneh dan sekaligus indah.itulah ungkapan mereka padaku.  Mungkin aku tergolong nekad karena sedikitpun aku belum mendapat gambaran akan mengajar apa nanti, tapi lebih cepat adalah lebih baik dalam berbuat kebaikan, karena penundaan akan menjadi kesia-siaan itulah prinsipku.  Datanglah mereka satu persatu dan terus terang aku belum menyiapkan apapun, Tapi mereka semangat sekali dengan mata berbinar tidak sabar menunggu kalimat bahasa inggris yang keluar dari mulutku. Dan aku pun mulai mengenalkan mereka beberapa kalimat bahasa inggris yang bisa mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari dan benar saja aku benar-benar merasa tak sendiri malam ini, bahkan aku yakin sekrang aku punya banyak pasukan yang bisa memberikan kekuatan dan semangatku untuk bertahan. Dan inilah malam indah pertamaku di negeri 1011 sungai. 21062011 Saat bangun subuh hari aku merindukan suara adzan, merindukan sholat bersama(jama’ah), merindukan sejuknya duduk2 di surau,,,kerinduanku memuncak dan tak terasa air mataku menetes. Saat sholat dhuha ku larutkan diriku dalam lantunan ayat suci alquran. Aku ingin memperoleh ketenangan itu. Setelah hatiku tenang akupun mulai melangkahkan kakiku keluar rumah dan ternyata kampung ini sangat sepi saat liburan sekolah karena  anak-anak yang pergi membantu orang tuanya ke kebun atau berladang,  merekapun kembali pada tengah hari atau juga ada saat matahari telah kembali pada peraduannya. Dan saat aku melihat barisan anak-anak yang kembali dari kebun mereka, lamat-lamat aku mendengar lantunan suara yang sepertinya sangat ingin aku dengar itu. Ya benar untuk pertama kalinya aku mendengar suara adzan. Entah itu nyata atau hanya hayalanku, yang jelas hari ini untuk pertama kalinya aku mendengar suara adzan disini dan hatiku benar-benar berbunga. Akupun tak mau melewatkan saat ini, ya Alloh terima kasih atas semua karuniamu yang begitu indah. 22062011 Hari ini aku semakin jatuh cinta pada tempat ini, sebuah keindahan dan pengalaman yang tak kan terbeli.  Bagaimana tidak untuk mencari ikan2 yang mungil dan sayuran yang tak seberapa banyaknya aku harus melawan deras sungai, melintasi rawa dan bukit2 yang bahkan tak ada jejak jalan setapak sedikitpun. Bukan Cuma 1 sungai tapi bisa 2 atau lebih, benar2 super jungle survival. Inilah yang membuat aku semakin jatuh cinta dengan tanah suruh ini, ya saat ini aku benar2 jatuh cinta, apalagi dengan anak-anak ini. Mereka bak seorang bolang ya bisa naik tingkat menjadi jejak petualang layaknya orang dewasa yang faham betul dengan medan mereka. Ya, mungkin karena mereka terlahir disini hingga seolah semua tanaman dan babatuan bersahabat dengan mereka, dan sungai yang mengalirpun mungkin akan tersenyum apabila mereka yang menginjakkan kakinya karena mereka menapaki setiap langkah dengan penuh keceriaan. Kalau dirumah ingin sayur kau tinggal tunggu saja tukang sayur lewat, atau menghampiri mereka ditempat mereka mangkal seperti biasanya. Tapi tidak disini, karena sebagian besar dari mereka memilih untuk menyusuri hutan untuk mendapatkan sayuran. Ini aku alami sore hari ini, aku memutuskan untuk mengikuti anak-anak yang mencari sayur pada sore hari, Ya perjalananpun dimulai dengan menyusuri jalan setapak depan sekolah kami, dan aku bertemu dengan beberapa warga dan sepertinya mereka semua khawatir melihatku mengikuti anak-anak ini mencari sayur. Dan aku Cuma bisa tersenyum saja karena aku tak mengerti apa yang mereka khawatirkan. Aku mulai menyusiri jalan setapak menuju sungai dan sekali lagi dengan keraguan yang sama seperti nampak pada mata anak-anak ini, ada seorang ibu yang bertanya,”Ibu yakin mau ikut anak-anak memetik sayur?,Ibu yakin mau masuk hutan?”. Dan terus terang aku mulai ragu juga dengan kemampuanku, tapi dengan anggukan mantap aku bilang ke sang ibu”ya sangat yakin siap bu, pengen cari pengalaman dihutanJ”. Dan benar saja bak ninja hatori aku haru menyebrang 2 sungai yang tidak cetek,padahal aku tak punya keahlian renang sedikitpun tapi inilah jurus nekad yang aku lakukan. Tapi benar untuk survive disini tak perlu kau pandai berenang tapi cukuplah tubuhmu kuat untuk menyebrangi sungai2 yang ada disini dengan langkah kakimu. Mencari ikanpun demikian aku harus naik perbukitan dan menyusuri rawa belantara dan tentu saja sungai yang kali ini bukan 2 lagi tapi 5 sungai. Tapi sekali lagi tak pernah ada keluhan yang keluar dari mulut manis mereka. Kaki mereka begitu lincah bahkan aku bilang medan itu cukup sulit, berlipat-lipat dari gunung bundar. Kadang aku terpeleset, karena mungkin tanah itu belum mengenalku sehingga dia mengabaikan saja setiap langkahku. Bahkan mungkin bebatuan besar disana meragukan apa aku akan sampai di dua bukit tempat ikan2 itu, sehingga ketika aku terjatuh dia tersenyum melihat seberapa kuat aku akan bertahan disana. Tapi lihatlah teman2 alamku. Aku telah sampai melewati pada puncak bukit dan aku tiba dirumah dengan senyuman. Dan semua pun tersenyum seirama. Hari ini penuh senyuman, dari anak2 yang senang aku mengikuti mereka dan juga senyum persahabat dariku dan alam suruh. Malampu tak ubah indahnya dengan siap karena aku belajar bersama mereka, aku sedang jumlah mereka semakin bertambah. Muridku semakin banyak hari ini, dan sungguh luar biasa saat recalling mereka hafal semua kosakata yang aku berika kemarin2... Aku yakin, ada banyak kecerdasan yang terlewatkan di desa ini bak mutiara yang terpendam di dasar lautan yang luas.  Ya Alloh bantulah aku melangkah bersama mereka, semoga mereka akan menjadi mutiara yang bersinar indah....

Cerita Lainnya

Lihat Semua