Jong Atjeh Day “Saatnya Yang Muda Punya Masa”

AgungSatrio Buwono 8 November 2015

Penulis : *Ridha Rizky Anggita  (Peserta Jong Atjeh Day, 27-28 November 2015)

Beri aku sepuluh orang pemuda maka aku akan mengguncang dunia”, Ir. Soekarno.

Siapa yang tak pernah mendengar kalimat di atas? Ya, sepenggal kalimat yang diutarakan oleh pimpinan negara pertama kita. Sebuah kalimat yang menjujung tinggi semangat kepemudaan pada saat itu. Sang pelopor ini menginginkan agar pemuda memiliki tekad yang kuat dalam memperjuangkan kemerdekaan karena pemuda merupakan aset berharga yang perlu dijaga dan dibina secara positif untuk memajukan bangsa yang besar ini.

Pemuda dan Makna sumpah

Jika suatu saat ada yang melontarkan pertanyaan seperti “Hei Pemuda Indonesia, berapa jumlahmu?”. Apa yang akan engkau jawab sebagai pemuda? Apakah engkau dapat menjawab pertanyaan itu seperti halnya pahlawan kita di masa juang, Bung Tomo. Dengan lantang ia ucapkan "Kami hanya satu!". Masih ingatkah engkau dengan Sumpah Pemuda Indonesia? Jika ingat, apa makna dalam penjelasannya? Apakah itu hanya sebuah janji yang engkau tahu sebagai pemuda, tapi tak mengerti sama sekali butiran makna serta tujuan penerapkannya? Sudah 86 tahun lamanya ikrar Sumpah Pemuda mulai dikumandangkan. Sebuah komitmen telah terbentuk oleh para pemuda pada masa itu dalam memajukan dan melibatkan pemuda demi kemerdekaan republik kita tercinta, Indonesia.

Sesungguhnya, momentum itu bukanlah hal yang kedudukannya  sekadar selebrasi tahunan. Proses memaknai serta menjadikan isi Sumpah Pemuda sebagai sistem penilaian terhadap individu merupakan hal yang tak kalah penting,  sehingga manusia dapat mencapai kematangan dalan berpikir dan bertindak untuk kedepannya.

Haruskah saya ceritakan kembali perjalanan pejuang muda kita pada masa lalu? Karena saat ini pemuda hanya disuguhi tontonan perebutan kursi layaknya sinetron ratusan episode dengan rating tinggi, ketika melihat pemimpin bangsa berbuat dan bertindak sesuka hati. Tontonan yang menjadikan pemuda konsumtif namun tak produktif atau pemuda yang apatis masalah sosial yang ujungnya hanya pandai mencari kesalahan kemudian mengkritik tanpa memberikan solusi. Sumpah Pemuda, yang tiap butir poinnya menjelaskan makna bahwa Bhineka Tunggal Ika adalah mutlak pemersatu bangsa ini, haruslah diresapi dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pemuda pastinya memiliki pemikiran serta tindakkan yang bersifat membangun, baik itu untuk diri sendiri, orang lain bahkan negeri ini yang menjadi saksi bisu terbentuknya  pemuda-pemudi terdidik. Jauh sebelum proklamasi kemerdekaan dirumuskan, jiwa dan semangat pemuda berkobar mengucapkan sumpah legendaris itu. Kini tujuh puluh tahun sudah Indonesia  merdeka. Disinilah peran pemuda dalam mempertahankan persatuan Indonesia diuji ketahanannya.

Kita dan Gerakan Perubahan

Menjadi pemuda tentunya membuat saya terus melakukan hal baru dalam menciptakan gerakan serta perubahan untuk terus mengobarkan semangat yang telah tertanam dalam hati ini. Sebagian orang boleh berpikir bahwa hal itu tidak mungkin, mengingat saya hanya seorang pemuda dari pedalaman ujung Sumatera, yaitu Aceh, tepatnya di Kabupaten Aceh Utara. Dimana dan dari mana pun asalnya, sebagai pemuda kita harus selalu menanamkan semangat juang serta perubahan untuk menjadi generasi yang memiliki ide serta gagasan cermelang dan membuka cakrawala untuk terus belajar.

Salah satu proses menuju perubahan itu  kami, saya dan pemuda-pemudi Aceh Utara, wujudkannya dengan mengikuti acara yang diadakan oleh Pengajar Muda yang ditempatkan di wilayah Aceh Utara. Jong Atjeh Day (JAD), begitulah tajuk dari acara tersebut. Acara yang dilaksanakan tepat sebelum Hari Sumpah Pemuda itu memfasilitasi kami dalam meningkatkan potensi yang kami miliki dan mewujudkan harapan-harapan kami untuk menjadi sebuah kegiatan nyata kedepannya untuk memajukan Aceh Utara.

JAD yang dilaksanakan oleh Pengajar Muda Angkatan IX Aceh Utara Indonesia Mengajar dari tanggal 27-28 Oktober 2015 di Aula Kodim Aceh Utara yang mengangkat tema "Saatnya Yang Muda Punya Masa". Kegiatan ini merupakan pelatihan bagi para pemuda Aceh Utara dalam bidang kepemimpinan, kewirausahan dan kerelawanan. Peserta JAD dipilih dari beberapa lokasi perwakilan yaitu Kecamatan Paya Bakong, Kutamakmur, Sawang, Langkahan dan sekitar Kota Lhokseumawe. Peserta sangat bersemangat dalam memaparkan ide serta pendapat mereka mengenai bentuk perubahan yang akan  diterapkan untuk memajukan daerah asalnya dan untuk melahirkan kesatuan yang bisa membuat seluruh pemuda berseru, “Kamilah pemuda itu, dan kamilah yang mampu mewujudkan perubahan yang baik untuk kepentingan bersama”.

Peraturan yang diterapkan selama acara mendorong kami untuk selalu disiplin. Materi dan pemateri pun, diberikan oleh para pemuda berprestasi asli Aceh. Pematerinyapun berasal dari tanah Aceh, yaitu pemuda-pemudi inovatif yang kompeten dan telah mengukir prestasi baik nasional dan internasional. Siapa yang tak ingin mengikuti jejak itu? Dengan tekad serta niat yang kuat, harapannya kami pun akan memiliki prestasi yang menjulang tinggi.

Tak ada lagi waktu untuk menunggu. Kini saatnya kami bergerak seoptimal mungkin, saling menyadarkan dan mengarahkan ke arah yang positif, dan mengajak pemuda lainnya untuk ikut bergerak. Peranan pemuda sebagai aktor utama yang melakoni sebuah perubahan tidak bisa digantikan oleh peran pemerintah. Jika bukan kita, siapakah yang akan peduli nasib  generasi pemuda di masa yang akan datang? Kitalah yang melakukan pergerakan sebaik mungkin, untuk dapat menjujung nilai tinggi Bangsa indonesia.

Dipertemukan di forum sehebat ini, tentu akan menghasilkan pengalaman dan pembelajaran baru bagi kami dalam menghadapi permasalahan yang terjadi di lingkungan dengan sebaik dan sebijak mungkin. Permasalahan yang berada di depan mata telah menjadi tanggung jawab bersama.

Saat ini hanya sebagian pemuda yang mengenal siapa dirinya dan untuk apa dia berada di tengah bangsa ini. Karena kepekaan terhadap lingkungan mulai luntur seiring perkembangan zaman. Adalah hal yang sangat disayangkan ketika pemuda tidak bisa melihat potensi dan fungsi mereka dalam membangun negeri, maka dari itu ciptakanlah perubahan yang bersifat membangun.

Kepada seluruh pemuda Indonesia, berpikirlah penting, maka kamu akan menjadi orang penting nantinya. Jangan pernah menganggap apa yang telah kamu lakukan adalah hal yang sia-sia. Berikan kemajuan untuk menciptakan harapan serta usaha yang telah tertanam dalam jiwa dan sanubarimu, wahai pemuda. Dan pertanyaannya sekarang, maukah kamu mewujudkan keinginan tersebut? Jangan berpikir bahwa kita adalah makhluk yang lemah, lakukan sekarang dan jangan tunda lagi karena kini saatnya yang muda punya masa. ***


Cerita Lainnya

Lihat Semua