info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Setahunku...

agung cahya nugraha 8 Juli 2013

Setahunku...

setahun menghirup udara, setahun membasuh dengan air, setahun minum dari  hujan dan setahun saya menapakkan jemari kaki di atas tanah Karang Agung, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Setahun ini saya dipaksa dipaksa menyerap banyak hal. Mengecap budaya berbeda, berbaris pada shaf yang lain, mendengar kumandang adzan dari tenggorokan suku-suku yang lain. Ah, terlalu lain hingga awal bulan penempatan saya termangu-mangu bahkan kepayahan menyesuaikan diri.

Anak-anak dan sekolah tentunya beda lagi. dan ini yang nampaknya paling membekas. Agak jauh dari hangatnya KBM pelatihan. Tapi kan kita semua begitu, agak stres kalau menemukan sesuatu yang beda-beda, stres karena senang, maupun stres karena kurang senang. Untungnya saya dapet yang ke dua (hehehe).

 Tapi lambat laun saya mulai menikmati tiap desahnya. Saya dapat kelas dengan anak paling susah di atur se-sekolahan. Sampai enek kalo masuk kelas karena liat muka dan dengar suara anak itu. Bukan salah dia sih menjadi sesulit diatur itu, tak ada yang salah. Hanya saja, alam dan lingkungan yang membuat mereka seperti itu. Bukankah setiap anak terlahir suci?

Saat anak ini tak masuk—bantu kakaknya di kebon—kelas jadi tenang, saya asyik mengajar, anak-anak belajar wajar. Tapi saya harus akui, saya jadi kesepian. Tak ada tandem saya di kelas. Maka mulailah saya minikmati kelas dengan segala adanya mereka.

Begitu saya iseng menoleh, ternyata lengkap sudah setahun. Benar memang, time flew very fast. Begitu ingat, sudah saatnya berpisah, sudah harus menarik pijakan kaki.

Sedih rasanya. semua yang dilewati, walau agaknya terasa pahit dan asam, tapi ketika saya kembali menoleh semuanya terasa sangat madu. manis.

saya pasti bakal kangen sekali celoteh ribut mereka, suara derap kaki-kaki mereka di atas lantai kayu berpanggung sekolah kami, juga teriakan mereka memanggil-manggil nama saya.

Ahh... 

Di sini setahun, saya telah diajari banyak hal. saya jadi makin cinta negri ini, saya jadi makin sayang tanah tumpah darah ini.

 

setahun... ya, hanya setahun.

Terima kasih setahun. 


Cerita Lainnya

Lihat Semua