Mas Guru Punya Cerita: Friday Night Fever
Agung Firmansyah 15 Januari 2011
Mas Guru Punya Cerita: Friday Night Fever
Seri Ngaji Rek!
“Pak, pukul Paak?”
“Pukuul.”
“Berapa kali Paak?”
“Sambajang Maghrib berapa roka’at?”
“Tiga Paaak!”
“Berarti mukulnya tiga kali.”
“tek..., tek tek tek, ... tek, DUNG....DUNG....DUNG!”
Andika yang azdan. Suaranya mantab jaya! Suara gurunya? Ga usah ditanya :mrgreen: . Petromax? Siap! Santri-santrinya*? Siap! Guru-gurunya? Lho, kok cuma sendirian :roll: ? Terhitung sejak malam Senin, sudah 4x anak-anak mengaji di masjid. Dari 4x itu setengahnya aku mengajar sendirian, dan sekarang sendiri lagi. Sendiiiriiii laaagiiii ..... (soundtrack-nya pake lagu jadul Malaysia) :mrgreen: . Setidaknya ada 2 orang guru mengaji yang lain, keduanya adalah petani kebun. Kalau berkebun, mereka bisa masuk hutan selama 2-4 malam. Kebunnya jauh-jauh Cak, nyebrang gunung. Jadi kalau guru yang lain sedang mencari nafkah ya terpaksa ngajar ngaji sendirian.
Sekarang hari Jumat, kemarin habis libur (tiap malam Jumat libur), dan ‘untungnya’ anak-anak yang datang sedikit jadi insya Allah ngajar sendiri gapapa. Tapi, kok sedikit? Jangan-jangan yang tidak datang ini masih keterusan libur. Berarti, hari Jumat harus dibuat jadi hari mengaji puuualing menyenangkan, puuualing ditunggu di sepanjang sejarah TPQ Tatibajo :cool: . Bagaimana caranya ya? Entahlah. Berdo’a dulu, nyari wangsit.
Requested Repost
“Berdoa dulu.”
“A’uudzu billaahi minasy syaithoonir roojiiiim... (Al Fatihah). Aamiiiin. (Basmalah), robis... hehe tidak tahu, Pak :mrgreen: .”
Robis...., tidak tahu?! Nah..., ini! Ini jalan keluarnya :D . Setelah dituntun menyelesaikan doa, anak-anak diajak diskusi mau mengaji apa. Dan hasilnya, hari Jumat dinobatkan sebagai harinya cerita. Horeeee! Seketika anak-anak berteriak kegirangan ***~\(^o^)/~***. Lalu cerita tentang apa? Tentang ‘robis’. Ini adalah kisah tentang Nabi Musa as dan doanya ketika menghadapi Raja Firaun :cool: , sekalian Mas Guru mengajari anak-anak hafalan doa tersebut. Lho, bukannya kisah itu sudah pernah diceritakan? Tenang, ada rahasianya :cool: .
“Siapa yang mau dengar cerita Nabi Musaaa? (Dengan suara dan ekspresi yang antusias sambil mengangkat tangan)”
“Saayaa Paaaaak! (semua anak angkat tangan, setengahnya sambil berdiri)”
“Mau dengar cerita Nabi Musa LAGI?”
“Mauuuu! (sambil maju mengerubungi gurunya)”
“Nah....”
“Cuit... cuit... citcit cuit... ”
“(Diam sambil menopang dagu)”
“Pringe’e... pringe’e. Oei..., metoko ko!”
“(zing....)”
“.....”
“Nah, kalau mau dengar cerita, mundur sedi...”
“...kiiiiit!”
“Duduk yang ra...”
“...piii!”
Seketika masjid senyap dan anak-anak sudah duduk rapi :smile: . Mas Guru memulai kisahnya, menceritakan mimpi Firaun tentang bayi laki-laki yang menarik jenggotnya, perintah membunuh bayi laki-laki, bayi Musa dihanyutkan di sungai Nil, balita Musa memakan arang, bagaimana mulanya doa Nabi Musa, sampai terbelahnya Laut Merah. Di semua scene cerita, guru melengkapinya dengan ekspresi yang diperlukan – bahkan berlebihan :mrgreen: – seperti takut, garang, sakit, seru, dll. Ceritanya 90% repost cerita di hari pertama. Di sini serunya ngajar anak Tatibajo. Makin lebay makin menarik. Biar jayus tetap asyik. Repost-pun di-request. I love this job, haha! Di scene-scene tertentu, si guru membumbui cerita dengan fakta-fakta sains yang mencengangkan – lebay :P – seperti letak Mesir dan Afrika secara geografis, bagaimana ciri fisik penduduk Mesir, tentang Sungai Nil yang lebar, dan mengapa Laut Merah berwarna merah :cool: .
Setiap kali Mas Guru ‘membalik’ lembaran ceritanya, setiap kali itu pula ekspresi santrinya berubah. Kagum, kaget, tertawa, takut, seru, mloggo, warna-warni deh muka mereka :D. Selesai cerita, si guru mengajari hafalan doa Nabi Musa ‘robbisy rohlii shodrii...’. Seperti diduga, anak-anak masih terbawa antusiasme cerita. Dengan semangat mereka belajar menghafal. Sebagian hafal dengan cepat, sebagian lain masih berusaha keras. “Depan doanya apa Pak?”, tanya seorang anak.
Ngaji malam Sabtu telah usai. Si guru pulang menenteng petromax milik bapak angkatnya sambil menonton para bocah bermain peran Nabi Musa vs Firaun di jalanan. Esoknya, doa ‘Robbisy Rohlii’ jadi top list di blantika nada bocah Tatibajo. Di malam Minggunya masjid dijejali oleh bocah-bocah (lagi) dan sebagian besar sudah hafal doa Nabi Musa. Kemarin yang tidak datang akhirnya ngiler kepingin ngaji lagi. Mereka merengek minta diceritakan (lagi) kisah Nabi Musa as. Dengan santai, si guru hanya bilang, “Ngaji yang bagus dan insya Allah Jumat depan saya akan cerita lagi. Ok...ok...ok...?”.
“Oookeee deeeeh....!”, jawab mereka.
Gara-gara Jumat jadi hari cerita, anak-anak jadi tambah getol ngaji, semoga semangat mereka dan gurunya tetap konsisten seterusnya. Seperti kata pepatah di dunia marketing, iklan terbaik adalah cerita para pelanggan yang puas. Iklan TPQ terbaik pun juga begitu. Cerita anak-anak tentang asyiknya mengaji menjadi magnet kuat yang menarik bocah lainnya untuk ikut mengaji. Fun teaching, fun learning, fantastic \(^o^)/!
Bersambung …. !
Nantikan episode-episode ‘Mas Guru Punya Cerita’ di blog yang sama.
|
Cerita ini juga ditulis di sini.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda