warna warni anak sangihe (tulisan pertama ketika mencoba mengenak muridku)

Agriani Stevany Kadiwanu 24 Oktober 2012
1.Stanly Sawali Kelas 5 kini memiliki seorang kapten berlesung pipi, hitam manis, dan pandai, bernama Stanly. Stanly yang akrab disapa Tanly ini, adalah seorang anak yang cerdas dan bersemangat. Ia punya rasa percaya diri yang tinggi. Sebagai seorang guru, saya sangat menyukai sifat ini. Tanly adalah anak yang aktif dan selalu tersenyum dimanapun ia berada. Hari ini, untuk pertama kalinya Tanly melaksanakan tugasnya sebagai kapten kelas 5. Tugas kapten adalah mengawasi piket, membagi tugas berdoa dan menjaga ketenangan dan ketertiban kelas. Dalam dua tugas pertama, ia dapat bekerja dengan baik. Namun karena ia tergolong anak yang Sanguin, mudah terganggu konsentrasinya, ia seringkali hanyut dalam kegembiraan di kelas dan lupa untuk menjaga ketenangan dan ketertiban kelas. Jujur, saya menaruh harapan besar kepada anak ini. Saya yakin jika mendapat bimbingan yang baik, anak ini akan menjadi anak yang sangat cerdas. Logikanya jalan dengan baik. Ketika pelajaran Bahasa Indonesia, dalam sesi mendengarkan cerita, ia mampu menjawab setiap pertanyaan dan mengingat detil cerita dengan baik. Hanya saja, ketika diminta menuliskan ulang apa yang telah didengarkan, ia tidak menuntaskan tulisannya. Tetapi saya tahu, ia mengerti. Sore tadi, Tanly juga datang ke rumah untuk belajar Bahasa Inggris dengan teman-temannya. Dia terlihat sangat bersemangat, saking semangatnya menuliskan abjad dan cara bacanya dalam bahasa inggris, Tanly menulis huruf “Z” terbalik. Namun hal yang kusuka, ketika salah mengerjakan sesuatu, Tanly tidak langsung minder atau putus asa. Ia semakin semangat memperbaiki pekerjaannya. Ini baru penilaian awal sih... Istilah IM-nya, assesment. Saya masih ingin mengenal Tanly dan ke-12 murid lainnya lebih baik lagi. Sudah beberapa hari ini Tanly menjadi Kapten, dia masih belum bisa fokus. Tugasnya menjaga ketertiban kelas jadi terabaikan. Berkali-kali ia harus diingatkan. Saya akan berusaha membiasakan dia untuk melakukan tugasnya. Selain itu, Tanly sudah mulai rajin les di rumahku.dia semakin hari semakin pandai. Daya ingat dan logikanya berjalan dengan baik. 2. Muhammad Akbar Ini dia anak yang sudah 3 kali bolos di kelas. Padahal ketika saya tanya di guru yang pernah mengajar dia tahun lalu, dia bukanlah anak yang suka bolos. Dia tergolong anak yang pandai. Tetapi entah mengapa di kelasku dia suka berperangai seperti anak yang bodoh. Akbar bahkan pernah sekali menangis karena tidak dapat menjawab pertanyaan dariku. Akbar, anak yang sangat cepat mengerti penjelasan yang kuberikan namun suka berpura-pura tidak tahu apa-apa. Anak yang masih misterius bagiku. Kadang ia tertawa lepas, kadang tersenyum penuh arti. Saya masih berusaha untuk mengenalnya. *** Hari ini saya bertemu dengan ibunya. Tahulah kenapa Akbar bersikap seperti yang kuceritakan sebelumnya. Orangtuanya bertengkar dan berpisah. Hal ini membuat Akbar sedih dan tidak bersemangat ke sekolah. Kini ibunya telah kembali. Akbar kembali ceria. *** Mendapat SMS dari penggantiku di pulau Enggohe. Katanya Akbar berkaca-kaca ketika mengingatku. Anak yang misterius bagiku dulu mengingatku dengan kasih. 3.Sarif Israel Ini dia si pendiam makan dalam. Terlihat diam tapi sebenarnya usil dan bermulut pedas. Anak satu ini badannya kecil, matanya bulat besar dengan bulu mata yang lentik. Sarif tinggal bersama neneknya, ibunya bekerja di Manado. Ia seringkali merindukan ibunya. Sempat ia bolos karena ingin ikut orang ke Manado bertemu sang ibu. Waktu itu saya tak tahu mengapa ia bolos. Baru hari ini (21-07-11), saya tahu dari teman guru cerita ini. Sarif sangat pandai. Dia sangat suka pelajaran matematika dan suka sekali menggambar. Sarif duduk berdampingan dengan Akbar, mereka berdua sama-sama punya senyum misterius. Kadang saya tak bisa menebak apakah ia sedang bersungguh-sungguh atau berbohong. 4. Maisarah Horman Si pendiam dan bersuara kecil, Sarah. Anak yang suka ragu-ragu ini sebenarnya memiliki potensi di dirinya, namun ia masih memiliki masalah dengan kepercayaan dirinya. Sarah, dia pandai dalam matematika, sebenarnya. Namun entah mengapa masih suka tidak percaya diri. Ketika ditanyai pendapatnya, suaranya kecil dan bernada ragu-ragu. Padahal jawabannya tepat. Mungkin karena sering diejek ia jadi anak yang penakut. Memang kata beberapa guru, si Sarah ini cenderung dijauhi oleh teman-temannya. Kasihan sekali Sarah. Saya akhir-akhir ini seringkali memindah-mindahkan tempat duduk dan kelompok belajar di kelas supaya mereka tidak nge-gank atau berteman dengan orang yang sama terus-menerus tetapi membaur.

Cerita Lainnya

Lihat Semua