La Ode Muhammad Inulsah

Pengajar Muda XXIV - Seruyan

La Ode Muh. Inulsah, Pemuda kelahiran Kab. Muna, Sulawesi Tenggara pada Oktober 1996. Ode, merupakan sapaan akrab/nama panggilannya. Ia lahir dan dibesarkan dari pasangan Orang Tua yang Ayahnya seorang Guru dan Ibu bergelut di dunia Kesehatan. Masa kecil hingga dewasa dihabiskan di tanah kelahirannya, yakni disebuah Desa bernama Tampo yang berada di pesisir utara Pulau Muna.

2014 Ode menyelesaikan bangku SMA dan memulai hidup baru sebagai Mahasiswa di salah satu kota tujuan kebanyakan pelajar di seluruh penjuru negeri, apalagi kalau bukan Yogyakarta. Di Kota ini, Ode mengenyam Pendidikan S1 pada salah satu PTS dengan mengambil Program Studi Teknik Geologi. Masa studi S1 nya dihabiskan dalam kurun waktu 5 Tahun dan berhasil Lulus pada September 2019.

Setelah lulus, seperti kebanyakan para Sarjana Teknik Geologi lainnya, Ode juga pernah merasakan bekerja di dunia Eksplorasi Pertambangan, tepatnya pada salah satu Tambang Nikel di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Disana, Ia dipekerjakan sebagai seorang Wellsite Geologist, yang berperan penting dalam memantau dan memimpin jalannya Eksplorasi pengeboran Nikel. Di tempat tersebut, Ode bekerja tidak bertahan lama, hanya sekitar 6 bulan lalu memutuskan resign dari pekerjaannya.

Setelah tidak lagi bekerja di perusahaan, hatinya mulai tergerak untuk ikut andil dan berkontribusi lebih untuk negerinya. Ode pun lalu teringat momen dimana ketika KKN sewaktu kuliah, Ia banyak terlibat di dunia pendidikan dasar dan Ode pun sangat menyenangi hal itu. Bertemu anak-anak setiap hari, belajar dan bermain bersama juga mendidik mereka untuk menjadi generasi masa depan yang baik bagi Indonesia. Di momen tersebut, Hatinya terbesit untuk kembali menjadi Aktor dan mengambil peran untuk memajukan pendidikan di negerinya.

Keinginan yang kuat itu berhasil mengantarkan Ode menemukan sebuah Gerakan. Ya, Gerakan ini yang orang-orang sebut sebagai Indonesia Mengajar, yang didalamnya terdapat Program Pengajar Muda. Setelah menemukan lalu mencari tahu lebih lanjut tentang program ini, Ode semakin yakin untuk "menyicipi" menjadi bagian dari Pengajar Muda, sebuah Program yang membuatnya akan terus bertumbuh menjadi Pemuda yang dapat terus mencintai negerinya tanpa kenal lelah.

Perjalanannya hingga menjadi Pengajar Muda XXIV tidaklah mudah, Ode sempat mendaftar sebanyak 2x dan mengalami penolakan, barulah di percobaan ketiga, akhirnya berhasil tembus. Ia pun menjalani berbagai rangkaian pelatihan yang begitu padat dari online hinggal offline di Jakarta.

Singkat cerita, masa penempatan pun tiba. Bersama 6 rekan yang lain, Ode ditugaskan disebuah kabupaten bernama Seruyan selama 1 tahun, dengan mendapatkan desa yang sangat pelosok bernama Tumbang Taberau, sebuah desa yang letaknya ditengah hutan belantara Kalimantan. Disana, Ode akan hidup bersama masyarakat Suku Dayak dan berharap bisa mengerahkan seluruh tenaga dan pikirannya untuk pendidikan di desa dan kabupaten tersebut. Ode yakin, Niat baiknya akan menjadi amal jariyyah bagi dirinya, dan tak henti-henti Ia mensyukuri apa yang sudah Allah Subhanahu Wa Ta'ala kasih dalam hidupnya, salah satunya dengan diberi kesempatan menjadi seorang Pengajar Muda.