Basa Nova Tria MP Siregar
Pengajar Muda XVIII
Boru panggoaran dari keluarga Siregar-Marbun ini lahir dan besar di Liwa, Lampung Barat.
Basa adalah sarjana kehutanan lulusan Institut Pertanian Bogor yang selama kuliah aktif dalam organisasi IFSA-LC IPB dan Keluarga Mahasiswa Katolik IPB. Penerima beasiswa TANABE Foundation (Jepang) ini bersama kawannya pernah menelurkan karya ilmiah mengenai mangrove dan mempresentasikannya di International Conference on Advances in Plant Science 2012 di Chiang Mai, Thailand. Kesukaannya bernyanyi ia salurkan melalui Puella Domini Choir dan Vera Laude Choir; bersama kawan SATB-nya itu ia meraih medali perak dalam Magnificiat Choir Competition 2011 di Unika Atmajaya.
Keterlibatannya sebagai relawan di DeTara Foundation Bogor, Sahabat Anak Manggarai, #CarolineHero, dan We Are Siblings menumbuhkan cintanya pada dunia pendidikan anak-anak. Penyuka gunung ini pun semakin tergugah untuk ambil bagian di dunia itu dengan menjadi Pengajar Muda (PM) sejak mendengar lagu dari AFTERFIVE di Festival Gerakan Indonesia Mengajar 2013; “kita hidup di atas tanahnya, kita menikmati indah alamnya, namun tanya hatimu, apa yang telah kita lakukan untuk Indonesia?”
Sempat mendaftar PM IX pada 2014 namun belum lulus, ia lalu memilih kembali fokus berkarya di Hanns Seidel Foundation Indonesia sebagai sekretaris proyek. Empat tahun setelahnya, berbekal restu orang tua, dukungan kawan, dan usahanya berdiskresi a la Spiritualitas Ignasian, dengan yakin ia memutuskan untuk mendaftar PM XVIII, dan lulus. Saat itu ia tengah belajar filsafat di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, dan sedang berkarya sebagai asisten manajer bidang kesisteman di KBM Industri Hasil Hutan, Perum Perhutani Divre Jawa Tengah.
Selama setahun menjadi PM ia ditempatkan di SDN Ledeke 2, Kabupaten Sabu Raijua, NTT.
Basa adalah sarjana kehutanan lulusan Institut Pertanian Bogor yang selama kuliah aktif dalam organisasi IFSA-LC IPB dan Keluarga Mahasiswa Katolik IPB. Penerima beasiswa TANABE Foundation (Jepang) ini bersama kawannya pernah menelurkan karya ilmiah mengenai mangrove dan mempresentasikannya di International Conference on Advances in Plant Science 2012 di Chiang Mai, Thailand. Kesukaannya bernyanyi ia salurkan melalui Puella Domini Choir dan Vera Laude Choir; bersama kawan SATB-nya itu ia meraih medali perak dalam Magnificiat Choir Competition 2011 di Unika Atmajaya.
Keterlibatannya sebagai relawan di DeTara Foundation Bogor, Sahabat Anak Manggarai, #CarolineHero, dan We Are Siblings menumbuhkan cintanya pada dunia pendidikan anak-anak. Penyuka gunung ini pun semakin tergugah untuk ambil bagian di dunia itu dengan menjadi Pengajar Muda (PM) sejak mendengar lagu dari AFTERFIVE di Festival Gerakan Indonesia Mengajar 2013; “kita hidup di atas tanahnya, kita menikmati indah alamnya, namun tanya hatimu, apa yang telah kita lakukan untuk Indonesia?”
Sempat mendaftar PM IX pada 2014 namun belum lulus, ia lalu memilih kembali fokus berkarya di Hanns Seidel Foundation Indonesia sebagai sekretaris proyek. Empat tahun setelahnya, berbekal restu orang tua, dukungan kawan, dan usahanya berdiskresi a la Spiritualitas Ignasian, dengan yakin ia memutuskan untuk mendaftar PM XVIII, dan lulus. Saat itu ia tengah belajar filsafat di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, dan sedang berkarya sebagai asisten manajer bidang kesisteman di KBM Industri Hasil Hutan, Perum Perhutani Divre Jawa Tengah.
Selama setahun menjadi PM ia ditempatkan di SDN Ledeke 2, Kabupaten Sabu Raijua, NTT.
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda