Anak perempuan satu-satunya dari tiga bersaudara ini bernama lengkap Arinta Adhininggar. Ia biasa dipanggil Arinta. Perempuan keturunan Jawa ini lahir di Jakarta, namun tumbuh dan besar di Tangerang Selatan dan Kab. Bogor. Kepercayaan pada kutipan “mencegah lebih baik dari mengobati” oleh Desiderius Erasmus mengantarkannya berkuliah di jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Saat kuliah, ia aktif mengikuti UKM tingkat Universitas di bidang seni tari dan musik tradisi, yaitu Liga Tari UI Krida Budaya. Ia pernah menjadi Delegasi UI dalam 12th ASEAN & 3rd ASEAN +3 Youth Cultural Forum tahun 2014, menjadi pemusik dalam Misi Budaya ke Eropa tahun 2015, dan dipercaya menjadi Vice President Liga Tari pada tahun 2016, sekaligus menjadi pemusik untuk lomba tari dalam Pekan Seni Mahasiswa Nasional. Pada tahun 2017, ia mendapat amanah sebagai Project Officer Misi Budaya ke Eropa.

Sebelum memilih menjadi Pengajar Muda, ia bekerja di perusahaan multinasional selama dua setengah tahun sebagai staf HSE (Health, Safety, and Environment), dan tetap menjalankan hobinya sebagai freelancer penari tradisional. Jiwa sosial dan keinginan untuk melakukan pengabdian masyarakat pun ia salurkan dengan menjadi volunteer World Merit Jakarta pada tahun 2018 dan staf Community Development Ikatan Alumni UI sejak 2019.

Tidak berhenti. Ia terus mencari pengalaman baru yang belum pernah dilakukan dalam hidupnya. Menjadi Pengajar Muda kini menjadi pemberhentian berikutnya bagi Arinta yang ingin ikut serta mencerdaskan anak negeri, menjadi utuh, menginspirasi, dan mengenal Indonesia lagi. Selama satu tahun, ia berkesempatan mengajar di SD Negeri Waigay, Kepulauan Sula, Maluku Utara.