Anak tunggal yang lahir dan besar di Banjarbaru ini adalah lulusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Ia mengakui bahwa otaknya berkapasitas teknik, namun hatinya menginginkan ia berada di tengah masyarakat. Ia lebih banyak menghabiskan waktu di luar kelas. Membaca buku, menulis, berolahraga, berdiskusi hingga larut di warung kopi, mendaki gunung, ataupun menikmati indahnya alam. Semasa kuliah, Alief banyak bersenang-senang di berbagai organisasi dan kepanitiaan, diantaranya ialah anggota Mahasiswa Pecinta Alam Teknik Industri (MAHAPATI) ITS, Kepala Departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Teknik Industri ITS, Fasilitator Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Menengah (LKMM TM) ITS, Pemandu (Trainer) LKMM TM ITS, dan Asisten Laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja ITS. Kecintaannya pada dunia organisasi mengantarkannya menerima penghargaan Abdi Pemandu Terkontributif Keluarga Mahasiswa ITS Award. Selain itu, ia juga memiliki pengalaman menjadi pembicara dari tingkat jurusan hingga nasional. Hingga akhirnya ia menanggalkan status mahasiswanya. Setelah lulus kuliah, ia bekerja di salah satu perusahaan otomotif swasta selama satu setengah bulan dan juga diterima di salah satu BUMN. Akan tetapi, keinginannya untuk membuktikan bahwa Indonesia tidak akan runtuh esok hari mendorongnya untuk meninggalkan pekerjaan demi menjadi bagian dari Indonesia Mengajar. Menjadi Indonesia yang sebenar-benarnya. Ia merangkum cita-citanya. Membuat istri dan anak-anaknya bangga karena memiliki sosok suami dan ayah yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar, terutama pada bidang pendidikan dan sosial.