info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Sebarkan Sinar-sinar Positif [Refleksi KGM 2018]

7 Mei 2018

“Lebih baik menyalakan lilin, daripada mengutuk kegelapan”, salah satu slogan penyemangat diri saya untuk terus berkembang dan menyebar luaskan energi-energi positif ke semua orang yang saya temui. Berawal dari kegelisahan diri saya melihat segelintir orang yang tidak peduli dengan perilakunya membuat saya tersadar serta berusaha untuk memberitahu bahwa semua yang telah dilaksanakan ada konsekuensi dan akibat yang ditimbulkan. Terdapat banyak faktor mengapa hal tersebut bisa terjadi dan sudah menjadi sebuah kebiasaan berpikir yang keliru, ditambah dengan alasan-alasan yang tidak mendasar berada dibelakangnya.

Lagi-lagi kesadaran merupakan poin terpenting dalam segala tindakan. sadar atau tidak disadari, tidak sedikit orang yang belum tersadar dengan apa yang mereka perbuat. Terkadang mereka tidak acuh terkait sesuatu yang dapat merusak estetika dan keotentikan diseberangnya. Tidak jarang saya juga menemukan orang yang mempunyai pelbagai alasan agar supaya dapat terhindar dari tugas maupun kegiatan yang memang harus dikerjakan.

Contoh singkatnya adalah ketika ada orang yang membuansg sampah tidak pada tempatnya dan pada saat terjadi sebuah bencana banjir, dia dengan lantang berkata,”ini bagaimana pemerintah yang mengurus di bidang tata kelola kota, mengapa banjir bisa melanda desa kami! Dimana bantuan dan bla bla bla”. Kalimat-kalimat menyalahkan beberapa pihak dengan menyembunyikan serta melupakan bahwa bisa saja kegiatan membuang sampah sembarangan yang dilakukannya menjadi salah satu akibat yang dihasilkan. Ada lagi ketika orang tua membuat statement yang dirasa wajar,”kenapa anak saya tidak bisa pelajaran ini, bagaimana ini gurunya yang mengajar. Mereka sebenarnya bisa bla bla bla bla”,  dan masih banyak contoh-contoh lainnya. Kata “hilangnya kesadaran” mungkin gelar yang sesuai dengan pihak yang serupa dengan tindakan tersebut (baca: menyalahkan).

Apakah kita harus menyalahkan pendidikan? Ataukah pendidikan hanya sebatas pengetahuan teori? Bukan, itu semua adalah paradigma yang tidak benar! Saya sudah membuktikannya, salah satunya merupakan tiga hari menginspirasi yang saya peroleh di KGM (Kemah Gerakan Mengajar) hasil inisiasi dari Indonesia Mengajar. Dimulai pada tanggal 27-29 April 2018, saya -salah satu dari 40 peserta yang terpilih dari 447 pendaftar dari pelbagai komunitas di seluruh Indonesia- dipertemukan bersama dengan latar belakang berbeda, namun mempunyai tujuan yang sama, yaitu ingin memajukan pendidikan di Indonesia yang lebih baik. Dan dari situ menambah keyakinan saya bahwa pendidikan (baca: ilmu pengetahuan) sangatlah penting dan bermanfaat.

Tujuan pendidikan adalah membuat seseorang menjadi lebih terdidik. Arti terdidik disini merupakan sebuah implementasi nyata yangmana orang tersebut dapat melaksankan dengan baik ajaran-ajaran serta proses-prosesnya. Mengetahui dan memahami dengan baik segala aspek yang menghasilkan kenyamanan, ketentraman, serta kebaikan dari hasil pengajaran yang didapatkan. Sejalan dengan prinsip-prinsip dasar proses pembelajaran yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara, diantaranya; ING NGARSA SUNG TULADHA (di depan, seseorang harus bisa memberi teladan atau contoh), ING MADYA MANGUN KARSA (ditengah-tengah atau diantara seseorang bisa menciptakan prakarsa dan ide), TUT WURI HANDAYANI (dari belakang seorang pendidik harus bisa memberikan dorongan dan arahan).

Saya teringat akan pernyataan dari ilmuan sains terkenal, Albert Einstein, yang berkata bahwa “education is not the learning of facts, it’s rather the training of the mind to think”. Pendidikan bukan hanya mengajarkan kita akan sebuah fakta yang ada, melainkan juga melatih cara berpikir kita dalam memahami suatu persoalan untuk mendapatkan solusi penyelesaiannya.

Poin penting yang tidak akan terlupakan saat mengikuti kegiatan KGM di kantor Indonesia Mengajar adalah melibatkan semua orang untuk bersama-sama bergerak tanpa menyalahkan pihak tertentu. Berbagi cerita dan pengalaman dari pelbagai komunitas mengindikasikan bahwa masih banyak orang-orang yang peduli hanya untuk menyalakan sebuah harapan. Kebahagiaan mereka dan saya pun adalah ketika melihat senyum bahagia dan tangis haru memenuhi wajah orang-orang yang mendapatkan setitik pencerahan yang kita salurkan padanya. Kita tidak sendiri disini, yang kita butuhkan hanya merangkul sebanyak dan selebar mungkin untuk mengajak semua orang bersama-sama menyinari seluruh pelosok daerah yang sedang redup cahayanya. Karena hal sekecil apapun yang diberikan kepada mereka yang membutuhkan akan sangat berarti. Percayalah! Masing-masing orang mempunyai peran yang sama pentingnya dalam kehidupan ini.

Kudus, 2 Mei 2018

Tulisan oleh Achyarul Mabruri

[ Peserta KGM perwakilan komunitas Kudus Mengejar)


Kabar Lainnya

Lihat Semua