Sampai jumpa, 'Mbak' Rasidah!

10 Februari 2012

"Terima kasih. Thank you for taking me in. This organisation is wonderful," demikian Rasidah mengucapkan salam perpisahan. Ia tidak menitikkan air mata karena ia dan beberapa staf Indonesia Mengajar sudah saling berjanji tidak akan menitikkannya.

Mbak Rasidah (demikan Pak Eko, manajer umum kami memanggilnya) bernama asli Rasidah Dobbs. Perempuan muda itu berprofesi sebagai guru tetap sains di sebuah sekolah menengah di Perth, Australia. Ia keturunan Melayu-Singapura yang lahir dan besar di Australia. Ia juga mahasiswa paruh waktu untuk program Masters in Development Studies, Murdoch University.

Ketertarikan Mbak Rasidah akan dunia pendidikan mengantarkannya ke kantor Gerakan Indonesia Mengajar. Sebagai peserta praktikum Development Studies yang diselenggarakan Australian Consortium for In-Country Indonesian Studies (ACICIS), ia memilih menikmati pengalaman selama empat minggu pada sebuah organisasi pendidikan di Indonesia.

"Meskipun organisasi ini baru, saya bisa melihat bahwa Anda semua bersungguh-sungguh," ujarnya dalam bahasa ayahnya. Tentu saja acara pagi ini penuh canda karena beberapa di antara kamiĀ  menerjemahkannya dalam berbagai bahasa. Salah seorang Pengajar Muda yang kini bergabung di kantor IM, Mansyur Ridho, malah menerjemahkan kata-katanya dalam logat Jawa Timur.

Staf IM memang suka bercanda. Bahasa adalah salah satu bahan canda di sini. Rasidah juga mengalaminya. Meskipun dia keturunan Melayu, ia tidak bisa banyak mengucapkan kata dalam bahasa Indonesia, ketika dia pertama kali datang ke sini awal Januari lalu. Sementara, selama masa magangnya, para "warga Galuh" (disebut demikian dari nama daerah tempat Indonesia Mengajar berkantor) justru mengajaknya bicara dalam bahasa Inggris.

Kehadiran Rasidah, meski hanya satu bulan, memang berkesan. Dia selalu meminta dan meminta tugas lagi kepada Retno Widyastuti atau biasa dipanggil Chiku, penjaga gawang website ini. Dia juga sering terlihat berdiskusi dengan Agung Firmansyah dan Melati Nur Utami (Ami) untuk berbagi cerita mengenai pendidikan. Rasidah juga ikut memilih dan mengepak buku bersama para Penyala lainnya pada acara Pack Your Spirit beberapa waktu lalu, Dia, meskipun terkesan pemalu, juga sangat menikmati makan siang di tepi jalan bersama teman-teman. "I will miss Rujak," katanya.

Rasidah berjanji akan datang lagi ke Indonesia pada masa libur sekolah di Australia tahun depan.

Lalu, mungkin Anda penasaran seberapa jauh Rasidah bisa berbahasa Indonesia setelah satu bulan di sini? Acara hari ini juga menjadi ajang pembuktian kemampuan Rasidah. Ketika ditantang untuk mengucapkan beberapa kata dengan cepat, ia langsung dengan mantap mengatakan, "10 kata?" Kami semua mengiyakannya.

"Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh...," demikian ujar Rasidah mengucapkan '10 kata dengan cepat.' Ah, dia sudah bercanda dalam gaya "warga Galuh". She is one of us.

Sampai jumpa, Mbak Rasidah!


Kabar Lainnya

Lihat Semua