Menebas Kekhawatiran, Mengejar Harapan
3 Juli 2019
-Kak saya izin tidak bisa ikut diskusi besok malam karena sedang perjalanan kapal ke desa.
-Kak maaf terlambat ikut diskusi lewat video call-nya, karena di kampung saya jam 21.00 WIB baru selesai tarawih.
-Kak maaf sinyal di desaya saya jelek, ini saya lagi usahakan ke warnet di kota supaya bisa ikutan video call sama narsum malam ini.
-Kak apakah kuis saya sudah masuk? Soalnya tadi waktu mengerjakan jaringan ga stabil.
-Teman-teman mohon izin bertukar jadwal perkenalan ya, karena tadi pagi kakek saya baru saja meninggal dunia.
-Teman-teman maaf ya saya terlambat mengingatkan jadwal Sosok Kita Hari Ini, karena semalam kami sekeluarga baru kecelakaan bus saat perjalanan pulang dari mudik.
________________________
Kalimat-kalimat di atas adalah sebagian kalimat yang cukup melekat dalam ingatan saya terkait permohonan izin beberapa Calon Pengajar Muda (CPM) yang disampaikan langsung ke saya dan teman CPM lainnya saat proses pelatihan online. Meski tak langsung bertatap muka, begitu banyak hal terjadi saat proses pelatihan online tersebut, baik itu yang membahagiakan ataupun yang menyedihkan. Namun mereka tetap mengupayakan yang terbaik untuk tetap bisa mengikuti pelatihan online.
Sampai akhirnya tanggal 24 Juni 2019 tiba. Hari yang dinanti untuk mereka memaksimalkan pembelajaran dalam pelatihan intensif offline. Mereka hadir di Senayan Bawah, menyampaikan semangat dan doa untuk kelancaran pelatihan.
Suasana penyambutan yang hangat, ditemani canda tawa, berbagi keresahan tentang Indonesia, berjalan dengan keakraban bagai sahabat terdekat. Suasana serupa konsisten dirasakan selama satu minggu ini saat mendampingi teman-teman CPM XVIII. Bahkan teman-teman CPM sangat disiplin waktu. Kekhawatiran terkait tempat menjemur pakaian yang terbatas, kamar mandi yang hanya ada tiga untuk 26 CPM perempuan dan penggunaan fasilitas lain yang harus berbagi dengan pengunjung, nyatanya tidak menghambat proses pelatihan. Kondisi terbatas tersebut justru membuat teman-teman CPM belajar menyesuaikan diri. Sampai ada satu CPM perempuan yang mencuci baju jam dua dini hari karena kemejanya sudah habis, Butet namanya.
Satu minggu berlalu sangat cepat, namun dalam prosesnya juga banyak tantangan yang sama-sama dihadapi. Salah satunya tidak ada Pelatihan Fisik dan Mental bersama WANADRI yang cukup menjadi kejutan bagi teman-teman di sini. Ada sedikit rasa kecewa saat hal ini disampaikan, ada juga kekhawatiran dan muncul banyak pertanyaan. Namun, ada satu pernyataan dari seorang CPM perempuan, Basa Nova namanya "Kak hal apa yang bisa kita lakukan bersama-sama untuk mencari solusi dari kondisi ini? Walaupun tidak akan ada pelatihan fisik dan mental, hal apa yang bisa kami lakukan untuk mengejar tujuannya?" Pernyataan tersebut sangat melegakan disaat mungkin teman-teman CPM sudah berekspektasi tinggi akan pelaksanaan pelatihan fisik dan mental. Dari kondisi ini kami sama-sama belajar tentang penerimaan.
Tidak berhenti sampai sana, kejutan lainnya pun terjadi hari senin kemarin saat sesi Berteman dengan Stress bersama Mas Adjie Santosoputro. Baru saja beliau membuka sesi, tiba-tiba listrik satu area Eco Park padam total. Tidak ada pilihan lain, mas Adjie pun putar otak agar sesinya tetap berjalan lancar. "Mas Agung, sesi saya kali ini cukup menantang. Kayaknya saya mulai harus belajar supaya tidak selalu terpaku sama slide power point," ucap mas Adjie sambil tertawa. Keterbatasan listrik pun berlangsung hingga malam, yang juga memberikan tantangan kepada kak Dilla, Divika dan Riza saat sesi Stakeholder Engagement. Layaknya CPM yang terus tumbuh, kita pun secara tidak langsung sedang bertumbuh dengan caranya masing-masing untuk menghadapi tantangan yang ada.
Minggu pertama berlalu, minggu kedua sedang dijalani dan minggu-minggu berikutnya akan dinanti. Dengan segala kerendahan hati, kami memohon doanya untuk kesehatan, kelancaran dan kesanggupan diri agar apa yang sudah, sedang dan akan kita usahan untuk cita-cita yang lebih besar diberikan kemudahan dari-Nya. Amin.
Salam,
Dari kami yang sedang belajar.
(Ditulis oleh Agung Rangkuti, Camp Manager Pelatihan PM XVIII)
Kabar Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda