info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Membalas Surat untuk Darwati

7 Januari 2012

‎Mereka bilang ke saya, "Bapak enak pernah ketemu wakil menteri sementara kami tidak pernah. Mana mungkin Ibu gubernur mau bertemu kami". Saya terus berusaha meyakinkan sehingga akhirnya ada 20 anak yang menuliskan surat untuk ibu gubernur...

[Oleh: Dimas Sandya S., Pengajar Muda Kab. Aceh Utara]

Membalas Surat untuk Darwati *

Kamis, 29 Desember 2011

TAK ada yang istimewa dengan sekolah itu. Letaknya persis di atas bukit dikelilingi hutan belukar. Jangan berharap menemukan siswa yang berseragam lengkap putih merah. Sebab murid SD 25 Sawang, terbiasa bersekolah tanpa alas kaki dan pakaian seadanya.

Sekolah itu berada di Dusun Ara Selo, Desa Damar Buleun, Kecamatan Sawang Aceh Utara. Untuk menuju Desa ini, kita harus menempuh perjalanan satu jam dari simpang Sawang, atau sekitar 35 kilometer dari jalan Negara Banda Aceh-Medan. Hanya ada tiga potong jalan beraspal yang ditinggalkan kontraktor sebagai bukti pengamprahan anggaran. Selebihnya jalan berbatu bertabur azab.

Berada jauh di daerah pedalaman tak membuat semangat belajar murid SD 25 mengendur. Saban hari mereka tekun mengikuti pelajaran dari guru mereka, meski fasilitas di sekolah itu minim. 

Apalagi sejak enam bulan lalu, mereka kedatangan seorang guru baru. Dia adalah Dimas Sandya Sulistio. Lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 2004 ini datang jauh untuk mengabdikan dirinya di pedalaman Aceh Utara yang tak berlistrik itu.

"Kami ditugaskan untuk berbakti dan mengajar anak-anak di pedalaman Indonesia," katanya, Rabu (28/12) lalu.

Dimas adalah satu dari puluhan pemuda yang mengikuti program Indonesia Mengajar. Program yang diinisiasi Rektor Universitas Paramadina Jakarta, Anies Baswedan itu menyebarkan mereka ke seluruh wilaya Indonesia untuk mengajar anak-anak pedalaman. Pengiriman mereka dilatarbelakangi minimnya guru berkualitas di kawasan terpencil di seluruh tanah air. 

Di Sawang, Dimas membuat gebrakan. Dia membangkitkan  siswanya untuk  berani  bermimpi menjadi orang besar. Kata Dimas, anak-anak pedalaman kelak juga bisa menjadi orang besar jika mereka mau menghasilkan karya yang besar. 

"Anak-anak disini sebenarnya punya potensi yang besar, tapi mereka tidak punya rasa percaya diri. Karena berada jauh di pedalaman mereka tak punya cita-cita, pengetahuan mereka terbatas sekali, bahkan saat saya tanyakan Ibukota Negara dan Ibukota Aceh saja mereka tidak tau," ujarnya.

Dengan tujuan memotivasi siswa, Dimas menantang murid-muridnya untuk menuliskan surat kepada Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dan Ibu Gubernur Darwati A Gani. Disela-sela mengajar beragam mata pelajaran, dia selalu membimbing agar siswanya mau menulis. Itu bukan tugas yang gampang. Malah Dimas dicibir oleh muridnya.

"Mereka bilang ke saya, bapak enak pernah ketemu wakil menteri sementara kami tidak pernah, mana mungkin Ibu gubernur mau bertemu kami. Saya terus berusaha meyakinkan sehingga akhirnya ada 20 anak yang menuliskan surat untuk ibu gubernur," ujarnya.

Isi surat yang ditulis anak-anak dari pedalaman Sawang itu beragam. Ada yang bercerita tentang kehidupan sehari-hari mereka dan ada juga ada yang berisi harapan dan cita-cita mereka. "Tidak ada satu surat pun yang berisi meminta bantuan, semua berisi harapan anak-anak," kata Dimas.

Tiga bulan setelah surat itu dikirim, akhirnya pada Rabu 28 Desember 2011 lalu, surat mereka mendapat balasan. Darwati dan rombongan tim penggerak PKK Aceh berkunjung ke SD 25 Sawang.

Kebahagiaan tergambar dari wajah-wajah polos anak petani Desa Damar Buleun. Mereka mengerumuni Darwati dan mencium tangannya. "Siapa yang mengirimkan surat kepada saya?," tanya Darwati.

Sontak seluruh siswa mengacungkan tangan. Mereka tersipu malu sambil mengeluarkan tawa kecil. Sementara Darwati tampak haru melihat semangat murid-murid sekolah dasar itu.

Istri Gubernur Irwandi Yusuf itu akhirnya menyerahkan bantuan berupa seragam sekolah, sepatu, tas dan buku-buku pelajaran. Dia juga membawa makanan ringan dan susu untuk anak-anak Damar Buleun.

Darwati juga sempat memakaikan seragam sekolah untuk Afdal, salah seorang murid SD 25 Sawang. Afdal bangga bukan kepalang. Setelah pakaiannya lengkap dipakaikan, dia kemudian memberi penghormatan kepada Darwati layaknya polisi memberi hormat pada atasannya. "Kalau anak saya lihat pasti dia cemburu," kata Darwati.

Zulkifli, kepala Sekolah SD 25 Sawang mengucapkan terima kasih pada rombongan tim penggerak PKK Aceh yang datang menyambangi sekolah mereka. Kata dia, sejak sekolah di kawasan transigran ini didirikan pada 2004 silam, baru Darwati yang mengunjungi mereka dan memberikan bantuan. "Kami sangat terharu sekali, dan ini merupakan penghargaan terbesar buat kami," ujarnya.

Sebelum pamit, Darwati mendapatkan kehormatan untuk membuka Pustaka SD 25 Sawang. Dia berjanji akan membantu melengkapi koleksi buku perpustakaan kecil ini. Akhirnya siang itu, misi Darwati membalas surat dari anak-anak pedalaman Sawang, sukses dijalankan.

*) Tulisan ini diambil dari Situs Resmi drh. Irwandi Yusuf, M.Sc (Gubernur Propinsi Aceh Periode 2007 - 2012)


Kabar Lainnya

Lihat Semua