info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

to fight the good fight ;)

Yunita Fransisca 28 Januari 2011
Hellow Yellow 2nd Semester! Haaaahhhh…. Akhirnya setelah hampir sebulan vakum menulis blog karena internet yang bermasalah, bisa juga sekarang saya ketik sana-sini bercerita mengenai hari-hari saya di awal tahun super, 2011. Mengapa saya sebut tahun super? Well, yang pasti bukan karena saya penggemar Mario Teguh, tapi karena bagi saya tahun 2011 adalah tahun yang Insya Allah akan penuh petualangan bagi saya. For the next few months, I’m gonna be soooo busy (which I should be unless I want to stuck in my bedroom). Doing this, doing that, at school and (hopefully) around my house. Saya sudah merancang dengan cukup cermat bagaimana saya mengisi hari-hari saya di tahun ini. Saking bersemangatnya, saya sudah membeli agenda yang mudah-mudahan bisa terisi setiap kolom kegiatan hariannya, nyeh nyeh nyeh… Baiklahhhh… mari siapkan secangkir teh hangat atau kopi serta camilan favorit Anda, dan silahkan duduk manis untuk menyimak cerita saya berikut ini (#eeeaaaaa) Say ‘Yeaaaahhhh’ to Balikpapan! Saya mengawali perjalanan saya di tahun 2011 dengan mengunjungi Balikpapan selama 7 hari bersama teman-teman. Kami sengaja memilih Balikpapan sebagai tempat rapat tim sekaligus tempat berlibur. Kami tinggal di tempat penginapan di pinggir pantai berpasir putih. Berasa di manaaaaa gitu hehhehe. The city was soooo great, compared to Grogot of course. Paling tidak, saya dan teman-teman dapat melepas rindu dengan berbagai gerai fast food dan toko buku yang lengkap. Tidak lupa kami menyempatkan diri untuk mengasah bakat kami di dunia hiburan: k-a-r-a-o-k-e. Hihihi. Berada di Kalimantan tentu saja kurang lengkap tanpa wisata alamnya. Maka, kami pun pergi mengunjungi penangkaran buaya dan Bukit Bangkirai. Di penangkaran buaya, kami melihat-lihat buaya dari berbagai jenis dan ukuran (that’s why it’s called ‘penangkaran buaya’). Jujur, saya merasa tidak terlalu nyaman di sana: saya khawatir buayanya melompati pagar pembatas kandangnya. Terdengar konyol memang, tapi percayalah, berada di jalan sempit di antara kandang buaya yang penuh dengan buaya bertumpukan sambil berjemur, membuat saya tidak ingin berlama-lama berada di sana. Bukit Bangkirai adalah sebuah kawasan hutan yang ditumbuhi oleh pohon bangkirai dan meranti. Masuk ke hutan yang penuh dengan suara serangga dan binatang lain dan menelusurinya seakan bocah petualang, tibalah kami di tengah Bukit Bangkirai dengan 4 buah jembatan yang digantung mengelilingi 4 pohon bangkirai raksasa. Jembatan tersebut dinamakan Canopy Bridge. Pemandangan dari Canopy Bridge yang berjarak 30 m dari tanah cukup indah. Puas lah kami bertualang. Sayang, kami tidak bertemu dengan owa-owa, primata berwarna hitam penghuni hutan. Sebelum pulang, tidak lupa kami berbelanja oleh-oleh di Kebun Sayur, pasar kerajinan batuan dan manik-manik. Pokoknya Balikpapan is soooo ‘Yeeeeeaaaahhhh!’ Say ‘Hellllooooooo’ to the Kids! Setelah recharge energi di Balikpapan, saatnya menunaikan tugas. Semester ini dimulai dengan jadwal dan kesibukan baru, baik di sekolah maupun di rumah. Setelah ‘curhat’ ke Kepala Sekolah tentang betapa saya bosan di rumah karena tidak ada kegiatan setelah pulang sekolah, maka pengajuan diri saya diterima untuk menjadi guru les pelajaran kelas IV dan V. Les ini terutama diperuntukkan bagi siswa yang belum memenuhi KKM (Kriteria Kelulusan Minimal). Insya Allah les ini akan saya mulai mulai di pertengahan Februari karena saat ini selama 3 x seminggu saya diminta untuk melatih siswa yang akan mengikuti Olimpiade Sains Kuark, olimpiade sains yang diadakan majalah Kuark. Huh hah huh hah. Soal olimpiade ini tidak hanya benar-benar menguras otak murid, tetapi juga guru pembimbing hehehhe. Untunglah siswa-siswa saya bersemangat J Terkait dengan kegiatan ekstrakurikuler, saya membantu guru-guru di sekolah untuk membina pramuka. Langkah awal yang saya lakukan adalah mengajak pembina pramuka sekolah merancang jadwal dan kegiatan pramuka serta permainannya. Hal itu saya lakukan dengan mempertimbangkan pengalaman di semester lalu, dimana kegiatan yang dilakukan umumnya bersifat spontan, tidak terencana. Hal ini mengakibatkan Pembina seringkali bingung ingin mengisi hari pramuka dengan kegiatan apa. Selama dua pertemuan ini, Alhamdulillah program yang kami rancang berjalan lancar. Anak-anak bersemangat mempelajari simpul sebagai materi pramuka dan lompat bamboo. Melihat anak-anak yang bersemangat, saya jadi ikut semangat. “Tepuk pramuka tiga kali!” “Ada gunung, dikasi kumis, namanya huruf apaaaa???” Selain kegiatan di sekolah, saya juga punya kegiatan baru di rumah: mengajar 2 keponakan Ibu membaca. Nanta dan Irpan, nama kedua murid cilik saya tersebut. Nanta duduk di TK 0 besar dan rencananya akan masuk SD tahun ini. Irpan belum bersekolah. Ia tidak ingin masuk TK dan ingin langsung masuk SD tahun ini, padahal usianya baru 5 tahun. Maklum saja, sehari-harinya Irpan bermain di koridor sekolah saya karena ibunya berjualan di sekolah. Jujur saja, cukup sulit membuat mereka mengenal huruf. Saya harus mengulang-ulang bentuk benda sekitar yang mirip dengan huruf-huruf. Misalnya saja: “Ada gunung, dikasi kumis, namanya huruf apaaaaa?” Tanya saya. “Aaaaaaa!” jawab mereka. Setelah mengenal A, saya lanjutkan ke huruf B. “Ada tongkat, dikasi kepala, crut, dikasi perut genduuuuuttt, cruuuuut, namanya huruuuff Be! Huruf apaaaa?” “Beeeeee!” lalu mereka akan menulisnya. Setelah selesai menulis, saya pun bertanya kembali “Kalau tadi, huruf yang seperti tongkat dikasi kepala dan perut, namanya huruf apaaa?” dan jawabannya adalah … “Aaaaaaa!” Saya “…..” Hhhhh… kelelahan setelah beraktivitas seharian menguji kesabaran sekali dalam mengajar kedua bocah ini di sore hari. Tapi, bagaimana bisa menolak kalau setiap saya pulang sekolah, ada anak yang berteriak dari jendela rumahnya “Mbak Nyunyun nanti belajar ya!”. Terlebih melihat mereka datang dengan menggendong ransel mereka dengan muka penuh bedak sambil memanggil dengan keras “Mbak Nyunyun, ayo kita belajar Mbak!”. *Senyum*

Cerita Lainnya

Lihat Semua