info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

surat cinta untuk bu guru :

Yunita Fransisca 12 Februari 2011
Sudah dua minggu ini, saya mengedarkan sebuah kotak bersampul pink muda dengan gambar hati  besar berwarna merah pada tutupnya. Kotak tersebut saya edarkan pada murid-murid kelas 5 dan 6. Masing-masing dari mereka saya minta untuk memasukkan 'surat cinta untuk bu guru' ke dalam kotak tersebut. Dalam surat tersebut, mereka dapat menulis apapun yang ingin mereka tulis, entah berbagi cerita, rahasia, puisi, profil idola, apapun. Saya hanya ingin membiasakan siswa saya menulis dan mengungkapkan pikiran serta emosi mereka lewat tulisan. Dari surat-surat mereka pun, saya bisa mengenal murid saya lebih mendalam. Surat tersebut bersifat personal dan akan saya balas ke setiap orang. Dalam surat balasan saya, saya biasanya menyelipkan motivasi untuk mereka agar bisa lebih baik lagi. Karena tidak ada tema tertentu pada surat yang ditulis, maka sudah dapat dipastikan surat yang masuk pun isinya beragam. Ada yang menulis bercerita mengenai pemain bola idolanya dan ingin menjadi seperti idola tersebut (hey Mr. Bachdim, you're on the top of my students' list), ada yang bercerita mengenai sahabatnya yang menjauh, ada yang berisi ucapan terima kasih, ada yang minta tips and trick agar bisa menguasai bahasa inggris, hingga curhat mengenai perasaan suka dengan teman sekolah. Jujur, membaca surat-surat dari mereka membuat saya terharu, sedih, hingga tertawa. Terharu karena banyak dari mereka yang bilang bahwa mereka senang diajar oleh saya dan menyebut saya baik hati, tidak pernah marah-marah (padahal seingat saya, saya pernah marah karena mereka ribut sekali atau tidak mengerjakan pr). Saya jadi tambah semangat mengajar mengetahui bahwa murid-murid saya merasa senang di kelas. Kalau ingat dulu pertama kali masuk kelas, saya guguuuuupppp sekali karena hari pertama saya langsung berhadapan dengan anak kelas 5 yang tingginya hampir menyamai saya. Jipeeeerrr... Saya pun mengajar dengan 'garing' saat itu. Hari kedua pun harus mengajar kelas 6 yang muridnya 10 orang saja tapi ramainya bukan main. Alhamdulillah ternyata sekarang mereka semua dapat menerima saya dengan hangat :) Sedih karena banyak sekali surat yang berbicara mengenai afeksi. Memang sih, beberapa di antara murid saya sudah ada yang beranjak remaja, sudah puber. Tapi tetap saja, apa yang mereka ungkapkan di surat tersebut menurut saya kurang proper bagi anak SD. Ada yang cerita baru 'ditembak' tetapi pacarnya sudah mengantar perempuan lain sehingga dia merasa cemburu dan sedih, ada yang bilang temannya dibilang pel**ur, bahkan ada yang cerita bahwa "Buk, ini kaya apa Buk, saya masih c.i.n.t.a sama si X" (bahkan begini cara murid saya menyebut 'perasaan tertarik'. Me, as an adult, even can't describe what exactly the  'L' word is) dengan adik kelasnya  -_-'. Perasaan saya dulu pas SD ga segininya deh. *mulai berasa tua karena baru sadar beda generasi* Tertawa karena ada yang memberikan tebakan garing, ada yang menulis namanya dengan 2ri 4gu5th!n3 (Gosh! :))), hingga ada murid saya yang termasuk pemalu menulis "Bu, saya kasih tau ya, sebenarnya saya itu playboy. Pacar saya banyak, tapi saya putusin demi si X." Dear God, I'm quite sure he doesn't understand what he talked about. Calling himself as a playboy? *geleng-geleng kepala*. Hingga akhirnya mata saya pun tertuju pada sebuah surat seorang murid laki-laki saya yang diakhiri dengan 'Bagi saya, Ibu bagaikan kupu-kupu cantik..." Booookkkk.... Kupu-kupu cantiiiikkk :) *smilewidely* Muridku memang bukan main cara mujinya... Kalah deh si pacar *lol*


Cerita Lainnya

Lihat Semua