Say Hi to Bolang Paser!
Yunita Fransisca 16 Februari 2011
Tanggal merah kemarin, di pagi hari saat sedang membantu Ibu mencuci piring (noted, hahaha ga ikhlas banget kesannya), tiba-tiba Ibu memanggil
"Nyunyuuuuuunnnn... Muridmu tuh kunjungan!"
Saya: "Ha?".
Saya pun segera mencuci tangan dan keluar rumah. Ternyata sudah ada tiga murid saya di teras rumah dan dorong-dorongan menunjuk bicara lebih dahulu. "Bu, kami mau ajak Ibu jalan-jalan. Mau ndak Bu?"
W.O.W. Murid saya mengajak saya jalan-jalan! Pikiran saya pun melayang dengan situasi di kelas 6 beberapa hari sebelumnya. Saat itu, Duwi dan Andre, murid saya yang senang melucu berkata pada saya ingin mendaftar ke trans 7 untuk menjadi bolang Paser. Saya pun menanggapi dengan serius. "Bisa aja, tapi kalian harus ada tempat-tempat menarik yang bisa dikunjungin. Kasih tunjuk Ibu dulu naaa (naaa adalah sejenis kata tambahan yang biasa dipakai di akhir kalimat oleh orang-orang Paser sebagai penekanan -red), nanti Ibu bawa kamera, biar kita foto dan rekam. Lagian Ibu belum pernah jalan-jalan di sini naaa. Ajak ibulah jalan-jalan. Kasiannya Ibu ini.". Anak-anak pun merespon, "Tapi jalannya ke rawa Bu. Mancing kita di sana. Mau kah Bu?". Saya pun menjawab, "Mau aja. Ibu belum pernah mancing naaa." Dan m,ereka pun serempak merespon, "Haaaaa??? Ndak pernah mancing? Kasiannya Ibu ini. Ya sudah Bu ya, kita mancing minggu depan pas tanggal merah, gimana?" Saya pun tanpa ragu menjawab, "Boleeeehhh!"
Saya pikir saat itu, mereka tidak serius mengajak saya. Ternyata...
Singkat cerita, saya pun pergi dengan mereka ke rawa (sawah) hari itu. kami pergi ber-8: Saya, Ardi, Andre, Duwi (semuanya duduk di kelas 6), Agung (alumni SD tempat saya mengajar yang saat ini duduk di SMP kelas 1), Risma (kelas 2), Yuyun (kelas 4), dan Rahma (kelas 5). Dimulai dengan perjalanan menyusuri kebun sawit yang jalannya cukup licin karena semalam hujan. Daaaannnn memang dasar saya. Saat sedang jalan, tidak sengaja saya menginjak becek, dan syuuuuuuttttt...braaaaakkk! Saya pun jatuh terduduk. Saya dapat melihat murid saya ingin tertawa, tapi mereka menahannya. Mungkin karena saya Bu Guru *This is why I love for being a teacher: I have some privileges :))*. Setelah menyusuri kebun sawit, tibalah kami di tengah hijaunya hamparan sawah. Nice :) Anak-anak pun langsung mengambil ulat bumbung (ulat putih yang ditaruh di dalam bambu) dan dengan terampil memasang kail lalu berlari ke tempat-tempat dimana para ikan berada. Agung membuatkan saya sebuah pancingan dari batang kayu kecil yang panjang dari hutan. He's really nice. Langsung lah saya memancing dengan pancingan hasil rakitan Agung. Daaaannn... Saya dapat ikan pertama saya! Kecil sih, tapi tetap aja prestasi bagi pemancing pertama hahahha
Cuaca yang panas pun tidak bisa membuat Andre, Risma, Yuyun, Ardi, dan Duwi menahan diri untuk berenang di saluran air sawah. Yang lainnya, termasuk saya, hanya bermain-main air saja. Hasil pancingan kami hari itu cukup banyak. Karena ikannya kecil-kecil, jadi ya hanya sbeagai tanda mata saja bagi perut kecil 7 orang anak dan perut 1 orang anak dewasa yang cukup besar hahaha Untungnya saat itu saya sudah membekali tas saya dengan marshmallow kiriman si akdik, coklat, dan biskuit. Cukup lah sebagai penahan lapar dalam perjalanan pulang.
Matahari yang terik pun menjadi pengantar kami pulang. Bolang, oh bocah petualang. Thanks for made my day! :)
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda