SEMANGAT itu selalu ada!

RadenFitra Pradipta 11 September 2015

Perayaan kemerdekaan Republik Indonesia adalah salah satu momen yang saya tunggu setiap tahunnya. Kemeriahan hari jadi Indonesia ini biasanya saya lewati dengan banyak kegiatan yang menyenangkan bersama keluarga dan teman. Tahun ini berbeda.

Saya ingat bagaimana dulu ketika saya melaksanakan upacara peringatan kemerdekaan Republik Indonesia di tingkat sekolah dasar. Sejak satu minggu sebelum hari peringatan kemerdekaan 17 Agustus, saya bersama teman–teman dan kakak karang taruna mempercantik lingkungan komplek. Setiap orang yang melewati daerah kami akan melihat  umbul–umbul dengan berbagai warna dan bendera plastik kecil yang di sambung ke setiap rumah. Mereka dengan sendirinya mendaftarkan diri dalam berbagai perlombaan seperti lomba makan kerupuk, memindahkan belut, balap kelereng, dan perlombaan seru lainnya.

Ya, itu sekitar belasan tahun yang lalu. Tapi ternyata saya kembali merasakan kemeriahan yang sama justru ketika saya ada satu titik di sudut republik ini. Salah satu pesan yang saya ingat dari beberapa teman pengajar muda adalah  “taruh ekspektasi di titik nol”. Pesan tersebut juga menjadi bekal saya untuk mencari lebih banyak informasi di tempat saya bertugas soal perayaan 17an ketimbang membayangkan peringatan kemerdekaan di tempat lain. Hasilnya adalah hampir setiap warga yang saya ajak berbincang mengatakan bahwa belum pernah ada kegiatan upacara bendera selama ini, biasanya warga mengadakan perlombaan olah raga seperti lomba sepak bola dan bola voli ketika air laut sedang tidak pasang.

Hasil perbincangan lanjutan (masih seputar perayaan 17an) dengan beberapa guru di  sekolah menjadi salah satu topik perbincangan yang menarik. Pasalnya, ada beberapa guru yang kurang setuju mengadakan upacara bendera di sekolah dengan alasan tidak pernah ada upacara bendera peringatan kemerdekaan di sekolah. Seorang guru mengatakan bahwa upacara bendera hanya di lakukan di kecamatan dan di kabupaten sehingga sekolah tidak perlu melaksanakan. Namun ada juga guru yang semangat untuk mengadakan upacara bendera karena sebelumnya belum pernah melaksanakan upacara. Berbekal semangat tersebut saya meyakinkan para guru bahwa adanya upacara kemerdekaan akan menjadi satu dari sekian usaha meningkatkan jiwa kebangsaan. Siswa juga akan mengerti betapa sakralnya hari kemerdekaan hingga tiap tanggal 17 Agustus menjadi hari libur nasional.

Tanpa diduga Pak Amin salah seorang guru mengutarakan ide bahwa upacara penaikan dan penurunan bendera adalah kesempatan baik untuk para siswa dan warga masyarakat mengenang jasa para pejuang. Sampailah pada akhir sesi diskusi bahwa sekolah kami akan melaksanakan upacara penaikan dilanjutkan penurunan bendera. Ada hal menarik dalam kesempatan upacara kali ini karena yang menjadi petugas upacara adalah para guru dan bidan desa yang kemudian siswa menjadi peserta. Luar biasa, kami pun melaksanakan latihan tiga hari sebelum tanggal 17 Agustus 2015 dengan penuh kebanggaan.

Sampailah  kami  pada tanggal 17 Agustus 2015 para petugas dan peserta telah siap, akan tetapi di barisan warga terlihat belum terisi karena banyak warga yang pagi itu melaut, menyebabkan upacara menjadi terlambat karena menunggu perwakilan warga. Tiba – tiba salah seorang warga datang, ia adalah Kai Wakilu sesepuh desa dengan usia yang sama dengan usia republik ini. Pada akhirnya acara upacara berjalan dengan khidmat dan lancar hingga selesai penurunan upacara di sore hari.

Bersyukur sekali saya dapat bertemu dan belajar langsung dengan orang-orang hebat yang tinggal di ujung negri ini. Mereka mempersiapkan segala sesuatu dengan penuh semangat, keikhlasan, dan keberanian untuk dapat mengadakan upacara kemerdekaan. Yang pada saat itu adalah hari libur nasional sehingga mereka dapat menyebrang ke kota, bertemu dengan keluarga, bertemu air untuk mandi (persediaan air di desa habis karena kemarau), dan melihat kemeriahan upacara di kabupaten maupun kecamatan. Namun mereka memilih untuk tetap di desa dan mengerjakan seluruh rangkaian acara, hingga semua berjalan sesuai dengan harapan. Terima kasih kepada para dewan guru, petugas kesehatan, siswa, dan masyarakat yang telah menunjukan pelajaran berharga kepada saya tentang semangat, keikhlasan, dan keberanian.


Cerita Lainnya

Lihat Semua