How I Love Being a Teacher
Parafitra Fidiasari 14 November 2013
Melihat anak - anak didikku mengerjakan soal UTS memang sangat mendebarkan. Aku masih ragu apakah mereka bisa mengerjakan soal sesuai dengan pertanyaan, ya belum lagi mengkhawatirkan apakah mereka bisa menjawabnya dengan tepat. Les pun juga aku berikan setiap satu hari sebelum UTS sebuah mata pelajaran. Tapi, masih saja aku belum bisa sepenuhnya percaya mereka bisa mengerjakan. Jangan salah, bukan hanya perasaan khawatir saja yang muncul ada perasaan bahagia yang juga menghiasi jalannya UTS. Aku tersenyum - senyum sendiri, mengamati satu persatu muka anak - anak polos ini yang dengan serius mengerjakan UTS. Ada yang sambil memukul - mukulkan bolpen ke kepalanya, meletakkan kepala di meja, menerawang sambil mencoba mengingat - ngingat apa yang telah dipelajari, ada pula yang sibuk menutupi jawabannya dengan topi, tangan, atau buku agar tidak dicontek temannya.
Satu lagi yang sangat mencuri perhatianku. Aku dengar senandung lagu alat percernaan yang aku ajarkan beberapa minggu yang lalu.
"Udara masuk hidung, kemudian tenggorokan
Masuk lagi paru - paru, ada bronkus bronkiolus
Masih ada alveolus, tempat tukar udaranya
O2 CO2
Itu alat pernafasan"
(lagu Balonku ada Lima)
Sambil mereka memegang setiap anggota tubuh yang mereka nyanyikan, terlihat pikiran mereka melayang membayangkan letak setiap bagian organ pernafasan dan fungsi - fungsinya. Senang rasanya mereka sudah bisa menerapkan hafalan lagu untuk mengerjakan soal dan memahami lebih dalam karena tadinya lagu hafalan habis sebagai lagu saja tanpa mereka bisa menerapkan kegunaan lagu hafalan tersebut.
Bukan agar mereka bisa menjawab soal, tapi aku ingin mengajarkan mereka berkonsentrasi , disipli, percaya pada kemampuan sendiri, dan menjadikan belajar adalah hal yang sangat menyenangkan. Lucu sekali ekspresinya, benar - benar membuatku bisa mengatakan "How I love being a teacher!"
Tak ada penyesalan sedikitpun atas keberadaanku di sini....
*aku bukanlah guru kelas, tanggung jawabku hanya mengajar bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris untuk kelas III-VI SD dan VII-IX SMP. Tapi karena seringkali kelas lain kosong, aku menggantikan bapak ibu guru yang sedang ada kepentingan itu dan juga ikut mengajar semua mata pelajaran. Selain itu setiap hari sepulang sekolah SMP, ada les untuk anak - anak SD sehingga semua mata pelajaran untuk semua kelas bisa diajarkan dengan metode kreatif di sini.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda