KEJUTAN TAK TERDUGA
Nur Cahaya 25 Maret 2015Kakak Eka, begitulah saya biasa memanggilnya di luar jam sekolah. beliau merupakan salah satu guru kontrak di SD Inpres Urat, tempat saya mengajar. Kakak Eka adalah penduduk asli Kampung Urat. Beliau termasuk guru yang paling aktif di sekolah. Motto hidupnya adalah “selalu ambillah ilmu dari orang lain, karena belajar itu bisa dari siapa saja”. Itulah yang selalu dipegang oleh Kakak Eka dalam hidupnya. Satu kalimat yang paling aku ingat dari Kakak Eka adalah “Cahaya, kalau kakak itu selalu memegang modal hidup adalah pena. Karena dengan pena kakak bisa berhasil sampai sekarang”, Sungguh kalimat yang luar biasa dan kalimat itulah yang selalu menyemangati beliau.
Hari itu, saya lupa persisnya hari apa, saya pergi ke rumah Bapak Kepala Kampung. Maksud dan tujuan adalah ingin sekali ada dukungan dari Bapak Kepala Kampung untuk pembangunan perpustakaan di bawah kampung (kampung bagian bawah). Mengapa saya ingin ada perpustakaan di bawah kampung? Karena saya ingin sekali anak-anak bebas membaca, tidak terpaku dengan berita-berita “orang potong-potong” yang membuat anak-anakku takut untuk pergi ke perpustakaan di sekolah, tidak dimarahi oleh orang juga ketika mereka lagi asik berdiskusi gaya anak-anak pada umumnya (ribut-ribut lucu), dan lain sebagainya. Hal itulah yang membuat saya sangat memiliki keinginan kuat untuk membangun perpustakaan di bawah kampung. Ketika saya tidak mendapat dukungan itu, dalam arti Bapak Kepala Kampung belum siap untuk itu, saya tidak langsung patah semangat. Saya berpikir untuk advokasi terselubung ke masyarakat, siapa tahu ada yang ikhlas menyisihkan sebagian rumahnya untuk perpustakaan anak-anak.
Seringkali saya bercerita kepada Kakak Eka, termasuk tentang niat membangun perpustakaan ini. Kakak Eka beserta dua guru honor lainnnya, Kakak Hawa dan Kakak Ratna sangat setuju sekali sama saya tentang perpustakaan ini. kemudian, suatu hari, di saat saya baru sampai di kampung, karena ada urusan di kota, saya memang biasa langsung mengunjungi rumah Kakak Eka untuk sekedar bercerita. Kemudian, Kakak Eka langsung menyambut saya dengan bahagia. “Hei Cahaya, ada sebuah kejutan untuk kamu”, kata kakak Eka sambil menarik-narik tangan saya untuk menuju ke sebuah ruangan. Saya langsung masuk ke ruangan itu dan saya bingung harus berkata apa. Perasaan terharu, bahagia, semua tercampur menjadi satu. Benar sekali itu adalah sebuah kejutan untuk saya, saya melihat sebuah rak yang di dalamnya ada buku-buku yang tersusun rapi sekali. Saya langsung memeluk Kakak Eka dan mengucapkan terima kasih. Setelah saya tanya, ternyata yang merapihkan ini semua adalah Kakak Eka, Kakak Hawa, dan Kakak Ratna.
Keesokan harinya, saya langsung mengajak anak-anak dan guru-guru untuk menghias perpustakaan itu, yah menghias dengan bahan seadanya, yang penting terlihat lebih menarik. Kemudian, saya lebih senang lagi, perpustakaan itu selalu ramai, mulai dari anak-anak kecil sampai orang dewasa. Setidaknya ini mendorong masyarakat untuk gerakan “Ayo Membaca”.
Selalu percaya dan keep positive thingking ya untuk segala sesuatu. Jangan pantang menyerah dengan terpaan-terpaan yang menghadang kita.
Fakfak, 4 Maret 2015
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda