Nisa Mengajar
Nisa Permatasari 2 November 2010
Jurnal Minggu ke -6
Hari ini saya harus menuliskan jurnal minggu ke-6. Minggu ke-6 adalah minggu praktek mengajar. Melelahkan. Kehidupan sebagai guru, mungkin dalam skala yang paling dekat, dimulai. Selama seminggu olahraga pagi ditiadakan. Pagi hari saya di minggu ini dimulai pukul 6, biasanya.
Hari pertama saya menjadi guru IPS untuk kelas 5 MI Al-Aziziyah. RPP sudah saya selesaikan sampai hari selasa. Materi IPS yang harus diajarkan adalah kenampakan alam dan buatan di lingkungan sekitar. Saya ingin memulai hari senin dengan membawa murid keluar kelas untuk menggambar peta lingkungan sekitar siswa-siswa. Hal yang saya tidak tahu adalah siswa-siswa ini sangat aktif. Ya Tuhan! Sewaktu saya membawa siswa-siswa keluar semuanya masih terasa menyenangkan. Sampai saya sadar saya kehilangan dua kelompok. Ternyata mereka hanya masuk ke ruang kelas 3 yang kosong. Syukurlah. Ok, untuk kegiatan menggambar saya rasa cukup menyenangkan. Tapi saya tidak yakin tentang sistem evaluasi saya. Harus dibuat cara lain untuk memastikan mereka mengerti materi.
Hari kedua. Bangun dengan harapan hari ini lebih baik dari hari kemarin. Tidak sepenuhnya percaya diri dengan RPP Bahasa Indonesia untuk kelas 6: mengubah puisi menjadi prosa, atau dengan nama lain, parafrase. Sebenarnya saya cukup puas dengan RPP ini karena saya tidak tahu konsep parafrase sebelumnya. Jadi saya melakukan riset terlebih dahulu tentang parafrase; maksud saya dengan riset tentunya adalah meminta bantuan kepada Google. Akhirnya saya tahu apa itu parafrase. Kembali ke pelaksanaan mengajar, saya menggunakan metode Ibu Wei untuk membuat puisi. Kemudian saya meminta setiap 5 siswa untuk menggabungkan bait-bait puisi mereka dan membuatnya sebagai satu cerita. Saya menikmati kegiatan mengajar hari ini.
Hari ketiga adalah momok saya sejak awal. Saya harus mengajarkan Matematika, FPB, kepada siswa kelas empat. I don’t think i have the best way teaching this subject. Tapi saya mengambil referensi Ibu Wei untuk mengajarkan FPB. Kebodohan datang dari saya, tentunya. Buku yang saya bawa adalah buka Matematika kelas 6, dan bukan kelas 4. Kelas 4 seharusnya belum belajar pohon faktor. Saya mengajarkan pohon faktor. Celaka.
Hari keempat saya mengajarkan IPS untuk kelas 6. Siswa belajar mengenal negara-negara Asia Tenggara. Saya berpikir untuk membagi siswa dalam kelompok dan setiap kelompok mendapatkan satu negara untuk diperankan. Saya pikir kegiatan ini cukup menyenangkan. Tapi memang memakan waktu. Jadi nanti mungkin saya harus mengurangi negaranya. Banyak siswa yang masih pemalu dan mungkin belum mengerti sepenuhnya konsep roleplay. Tapi untuk permulaan saya rasa sudah cukup baik. Memang semua metode student center ini perlu pembiasaan yang cukup konsisten.
Hari kelima kembali mengajarkan Bahasa Indonesia. Murid kelas 6. Saya suka kelas 6 di sekolah ini. Entahlah, saya pikir kombinasi siswa-siswanya pas, secara karakter. Di hari ini kami belajar untuk mengidentifikasi hal-hal penting dalam sebuah teks atau narasi. Ok, kunjungan ke Mendiknas. Sebelumnya kami semua Pengajar Muda diundang ke rumah Bapak Arifin Panigoro. He’s such an honest man. Saya suka cara beliau berinteraksi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan kami. Saya dapat melihat beliau bekerja keras untuk dapat berada di titik dimana beliau sekarang. Tapi beliau menceritakan ini semua dengan sudut pandang biasa saja; he did struggle yes, but it’s nothing like a saint life. Everything in life is just a process and one is not better or worse than others. Beliau menjelaskan semua yang beliau lalui hanyalah hal biasa yang sangat mungkin dilalui orang lain juga.
Hari keenam masih mengajar. Bahasa Inggris untuk kelas 5. Karena kunjungan ke Mendiknas di hari sebelumnya memakan waktu sampai pukul 1 dini hari, jadi di hari keenam ini saya datang ke sekolah tanpa RPP. Di otak saya Cuma tahu saya akan mengajak bernyanyi di kelas. Jadi sebelum berangkat saya mengumpulkan lagu-lagu Bahasa Inggris. Sesampainya di sekolah, masuk kelas, dan bernyanyi. Kemudian terpikirkan ide untuk mengajarkan salam. So there you go. Now they know how to say and reply a good morning. Boleh saya anggap itu sebagai pencapaian hari ini?
Hari keenam ini ditutup dengan perpisahan. Kelompok saya sudah menyelesaikan tugas praktek mengajar di MI Al-Aziziyah. Saya sungguh merasa belajar banyak dalam minggu ini. Saya mungkin sudah terbiasa menjadi guru sebelumnya. Tapi saya tidak pernah menghadapi karakter siswa seperti yg saya hadapi di Al-Aziziyah, yang menjadi representasi siswa saya nanti di Paser. Sekarang saya bisa membayangkan rasa frustasinya. Tapi baguslah saya sudah bisa membayangkan dari sekarang. Meskipun demikian, sedikit keberhasilan saja bisa membuat saya sangat bangga. Mudah-mudahan ini indikasi yang baik. Mudah-mudahan.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda