Siluet
Nila Ningtias 1 Maret 2011
Mari meracau!
Tentang sisi kehidupan yg belum tersingkap,
seperti menebak-nebak siluet di bawah guyuran senja,
aahhh...
Aku mendesahkan 'ah' panjang,
tanda enggan berumit-rumit ria dengan dilematika yg ada,
tapi, apa mau dikata, sekawanan kompleksitas dan seperangkat alat kesulitan jadi bahan lamaran utk berdiskusi dg hendak Tuhan,
ya sudahlah..
Catatan Lauh Mahfuz itu nyata, abadi, timeless..
Bisa digubah, stlah Sang Maha Hakim mengetok palu setuju dg pledoiku!
Weeeww...
Apa mau dikata, dialog antara aku dan Dia menjadi semakin nyata ketika racauanku berbuah kejujuran dan ketulusan,
produknya tangisan, bingkisannya sholat malam,
iya kah??
Belum.. Serenada kehidupan itu masih berdendang,
dan aku buta nada, obsesif dg keingintahuan, apalagi?
Obesitas! Terlalu byk memakan dosa! Seperti lemak berlebih yg membuat lipatan2 menggantung di tubuh! Menjijikkan... Yiiaaakkss...
Rrrggg.... Tuhan tidak sekejam itu sayaaanngg....
Jika ku perhatikan, pelan-pelan Ia membukakan kelambu yg menutupi jendela hidup... Pelan sekali....
Agar saat subuh mengetuk kediamanku,
sejuk,hangat, dan kenyamanan lebih terasa menyelusup sampai ke urat nadi...
Yeeaayy...
We're cool with You, Rabbana...
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda