info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Awal dari segalanya

Nesia Anindita 19 November 2010
Soekarno Hatta, Gate F Rabu, 10 November 2010 Indonesia Raya tanah airku, tanah tumpah darahku Disanalah aku berdiri, jadi pandu ibuku Indonesia kebanggaanku, bangsa dan tanah airku Marilah kita berseru, Indonesia bersatu.. Hiduplah tanahku, hiduplah negeriku, bangsaku rakyatku, semuanya.. Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya Indonesia Raya, merdeka, merdeka Tanahku negeriku yang kucinta Indonesia Raya, merdeka, merdeka, Hiduplah Indonesia Raya.. Sebutlah saya lebay, romantisme berlebih, atau apalah itu. Tapi untuk pertamakalinya dalam 22 tahun kehidupan saya ini, saya menyanyikan lagu kebangsaan negara kita, Indonesia Raya, dengan jiwa menggebu-gebu dan memaknai tiap bait lirik lagunya dengan sungguh-sungguh. Haha, pasti kata lebay terdengar tepat untuk kata-kata saya barusan ini. Tapi perasaan itulah yang meluap-luap di hati saya ini, dan tentunya juga ke 50 teman seperjuangan saya lainnya. Yap, disinilah saya, berdiri berbaris dengan ajaibnya di depan gate keberangkatan domestik Garuda bersama ke 51 pengajar muda Gerakan Indonesia Mengajar. Kenapa baris? Kalau kata panitia ini seperti upacara pemberangkatan seadanya. Tapi entah kenapa lebih mirip upacara pemberangkatan relawan bahaha, apalagi kami menggunakan rompi hitam abang ojek dengan nomor angka 1 besar seperti panitia pilkada. Seorang anak kecil yang lewat menyeletukkan pertanyaan ke orang tuanya “Mah, itu pada mo ngapain? Mo dikirim ke merapi ya?” Saya tertawa kecil sambil menggaruk-garu kepala. Wah dik, kami tidak membantu teman-teman di merapi, tapi kami akan membantu teman-teman kita di berbagai daerah pelosok Indonesia lainnya, ujar saya sambil cengengesan kepada ibunya. Membantu? Ya disini kami untuk membantu, menjadi guru sd di pelosok daerah, membantu pendidikan di daerah tersebut dan memberikan apa yang kami miliki. Tidak pernah sedetikpun dalam hidup saya membayangkan saya akan berdiri disini  dan mengemban misi pendidikan ini. Sama sekali sesedikit dikitnya dan sepersekian detik pun! Pikiran saya dulu yang setelah lulus akan bekerja di graphic house kenamaan di jakarta sambil menjadi ilustrator atau fotografer freelance tiba tiba berbelok sangat tajam, loncat jalur lah kalo bisa dibilang. HIATTTTT dan PLUK ada di jalur ini. Tapi disinilah saya, dengan carrier bag 80 litter, satu koper kecil, satu tas travel bag hitam, siap (mau tak mau harus siap XD ) untuk berangkat menuju daerah penempatan saya di Bengkalis, Riau.. Untuk mengajar di sekolah dasar di desa Balai Pungut, kecamatan Pinggir selama 1 tahun kedepan. Perasaan saya saat itu bisa dibilang campur aduk gado gado maksimum. Antara excited akan keberangkatan deploymet yang sudah kami tunggu-tunggu, menuju daerah baru, bertemu orang-orang baru, tapi juga dengan rasa berat berpisah dengan keluarga, teman, pacar, saudara, tapi juga dengan rasa semangat berapi-api menuju apa yang telah dipersiapkan selama dua bulan terakhir ini, namun juga dengan rasa takut seperti apa nanti disana, berhasilkan? Diterimakah saya di daerah baru? Seperti apakah anak-anak disana? Tantangan apa saja yang akan kami dapatkan? Lalu lalu lalu... err penggunaan bahasa saya juga jadi campur aduk gado- gado maksimum, terlalu banyak penggunaan kata sambung hwrmmm tapi yang jelas perasaan saat itu bisa dibilang benar-benar ajaib dan tak pernah saya rasakan sebelumnya. “Tim Halsel berangkat!” “Tim Paser berangkat!” “Tim Tulang Bawang berangkat!” “Tim Bengkalis berangkat!” “Tim Majene berangkat!” Haru biru canda tawa seketika berubah menjadi tangisan dan dalam hitungan detik kembali berubah menjadi tawa lagi, air mata, pelukan-pelukan hangat, tangis-tangis bangga, tepukan di pundak, tawa hangat  beribu-ribu foto , dan lagi-lagi banjir air mata, serta ingus yang kemana-mana memenuhi keseluruhan perpisahan ini.  Setahun tidak akan lama! Teriak banyak orang sambil melambaikan tangannya dan check in masuk ke dalam. CENGENG!  Ya jelas saya memang cengeng, antara ingus dan air mata sebenarnya sudah campur jadi satu ! 7 minggu pelatihan Indonesia Mengajar ini benar-benar 7 minggu yang ajaib. 7 minggu teraneh dalam hidup saya, 7 minggu langkah terbesar saya, dan 7 minggu penuh pengalaman dan cerita luar biasa. Saya ingat bagaimana pertama kali datang ke kantor IM di jalan  Galuh 2, celingak celinguk kiri kanan karena belum mengenal siapa-siapa, pertama kali sampai di MTC asrama berbau pabrik susu (karena pabrik susu memang ada disebelahnya bukan karena asramanya adalah pabrik susu ;p), pertama kali berkenalan dengan tiap masing-masing pribadi yang sangat berbeda dengan pertemanan saya sebelumnya, pertama kali debat seumur-umur hidup saya, pertama kali kaget dan shock pada keaktivan 50 pemuda pemudi terbuaaiikkk bangsa, pertama kali menelpon pacar sambil menangis stress, pertama kali berbicara di depan forum mengkritik fasilitator dan jadi dicap nene emosian haha, pertamakali ketiduran di kelas dan dilanjutkan dengan ketiduran dimana-mana, pertama kali akrab dengan para PM, pertama kali nyaman dan enak dengan semua PM, pertama curi-curi makan bakso, pertama kali mengenal panitia-panitia IM, Pak Syahid, Mbak Nia, Mbak Evi, Bu Yunri, Pake Eko, Mas Arief, Mbak Ika, Fatime, Heggy, Mas Teguh, Andika, dan semua keseluruhan panitia, pertama kali .. pertama kali yaampun saya sampai mewek jadinya :’) this 7 weeks is the mossssssssssssssstttttttt.. I don’t know what word can describe this 7 weeks.. tapi ya aaaampun.. 7 minggu ini memang 7 minggu yang akan selalu saya ingat dalam hidup saya ! BUT HEY! it's deployment time! PERJUANGAN BARU DIMULAI! Setahun ini akan menarik, believe me!!! Wish me luuckk guys! 

Cerita Lainnya

Lihat Semua