info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Kocaknya Tarak Berpaud

Maman Dwi Cahyo 22 Januari 2013

Hari Senin, 10 Desember 2012 yang lalu, balai kampung Tarak yang biasa lengang layaknya rumah hantu, siang itu ramai dipenuhi  mace-mace  dan pace yang duduk rapi di kursi plastik. Pintu balai kampung terbuka dengan spanduk sudah ditempel di dinding sebelahnya. Spanduk itu bertuli skan:

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

(PAUD)

TUNAS BANGSA

KAMPUNG TARAK DISTRIK KARAS

KABUPATEN FAKFAK

Ya, pada tanggal 10 Desember 2012 tersebut akhirnya PAUD diresmikan di Kampung Tarak. Ada tidaknya bangunan lokal untuk kegiatan PAUD tidak jadi masalah, balai kampung pun siap dijadikan tempat bermain dan belajar mereka. Guru PAUD ini ada dua orang dan keduanya berasal dari kampung Tarak. Kedua ibu guru ini telah diberikan pelatihan tentang PAUD di Fakfak dan di Jayapura.Berkat kerjasama PKBM Tunas Bangsa dan masyarakat Kampung Tarak, akhirnya Tarak memiliki PAUD. Pada hari itu juga, beberapa perwakilan tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh pemerintahan serta masyarakat hadir di depan para calon-calon wali murid untuk bersama-sama meresmikan berdirinya PAUD Tunas Bangsa.

Sambutan dan pemberian pengertian tentang pentingnya PAUD bagi generasi muda disampaikan ketua PKBM kepada masyarakat kampung Tarak. Beliau memberikan penjelasan bahwa usia 3-5 tahun termasuk usia emas di mana otak dan saraf manusia berkembang pesat. Pada usia ini lah waktu yang tepat untuk memulai pendidikan karakter dan kepribadian anak secara positif bisa ditanamkan. Kepala kampung pun memberikan perumpamaan yang menurut saya patut untuk dikutip. Secara singkat, sambutan beliau seperti ini:

"Ibarat kita menanam tanaman, kalau kita menginginkan pohonnya tumbuh lurus ke atas, kita jaga dari bibit supaya tetap lurus. Kalau dibiarkan saja, ya tumbuhnya sembarangan juga. Sedari dini, mari kita jaga anak-anak kita supaya nanti bisa menjadi pribadi-pribadi yang baik."

Dengan ketokan tangan ke meja tiga kali, akhirnya PAUD Tunas Bangsa Kampung Tarak secara resmi dibuka.

Dua puluh balita hadir sebagai angkatan pertama PAUD Tunas Bangsa. Dengan digandeng orang tuanya masing-masing, anak-anak lucu ini berpakaian rapi, jalan kaki, sambil menggendong tas baru yang beraneka warna. Guru baru, murid baru, dan suasana baru. Kegiatan PAUD pun menjadi sorotan, anak-anak duduk di kursinya masing-masing, sedangkan mace-mace, pace-pace, bahkan anak-anak SD menonton di pinggir-pinggir dinding dan dari balik jendela. Bagaimana sih PAUD itu? 'mungkin itulah yang ada di benak masing-masing'.

Meskipun masih sedikit canggung dan sesekali melihat catatan hasil pelatihannya, ibu guru PAUD mengajari anak-anak dengan semangat. Anak-anak pun manut dengan tingkahnya masing-masing. Saat berdoa, ibu guru mengajarkan mereka untuk duduk manis dan menyusun telapak tangan "posisi berdoa". Berhubung ini hal baru bagi anak-anak, maka ibu guru cukup sibuk membenarkan satu per satu pose berdoanya. Ada anak yang lari-larian, ada yang duduk di lantai, ada yang sibuk garuk-garuk rambut, bahkan ada yang mengangkat kaki dan melepas sepatu serta kaos kakinya. Hahaa... Anak-anak memang begitu polos. Saat bernyanyi pun anak-anak semangat, meskipun hanya bisa mengikuti tepuk-tepuk tangannya saja. Hahaa...

Begitulah peresmian dan hari-hari awal PAUD Tunas Bangsa di Kampung Tarak. Harapan ke depannya adalah, anak-anak tumbuh dewasa dengan membawa karakter-karakter dan pribadi positif sehingga bisa membangun keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara ke arah positif pula. Amin.


Cerita Lainnya

Lihat Semua