Para Pejuang Paser

Khaerul Umur 28 Oktober 2013

Sudah tahun ke tiga keberadaan Pengajar Muda di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Banyak tahapan-tahapan yang di alami para PM dalam bergaul dengan siswa, guru dan kepsek, masyarakat, dan pemerintah kabupaten. Setiap tahun, PM selalu bertambah oleh para partner, pejuang lokal yang ternyata sangat peduli juga dengan kondisi pendidikan di tanah kelahiran mereka, hanya saja sebagian perlu di colek dulu baru menggeliat. Hihihi...

 

Nah, di tahun ketiga ini. Saya pribadi merasa mendapatkan limpahan berkah yang tiada tara. Bertemu dengan pejuang-pejuang lain yang mengembangkan senyum di wajah kalo mengingatnya. Khusus, pada kesempatan ini, saya akan menceritakan mereka yang terlibat dalam Kelas Inspirasi Paser pada hari sumpah pemuda tahun 2013.

 

Tak akan menyangkal, keyakinan kami untuk mengajak para profesional di berbagai bidang pekerjaan sempat beberapa kali goyah. Paser, berapa ratus penduduk Indonesia yang tau kabupaten ini tanpa ada cerita antara Paser dan kehidupan pribadi mereka. Tapi, kami selalu yakin, semua akan indah pada waktunya, dan jika kita berbuat baik, pasti akan bertemu dengan orang-orang baik. Ooowh~ *owing mellow tone

 

Hingga pada suatu ketika, saat pendaftaran online sudah di buka, betapa kagetnya kami menemukan pendaftar pertama adalah Jekardaers, bukan orang Paser dan tidak ada hubungan apa-apa dengan Paser, bahkan hubungan jarak jauh pun tidak. Dia adalaaah *tet teret tereeet* Tere (nama panggilan sebenarnya demi tidak melindungi privasi pelaku). Selidik punya selidik, ternyata Tere memilih Paser untuknya sebagai ladang amal ibadah, adalah karena dia tidak menemukan banyak hal tentang Paser di Google, dengan teknik googling yang super canggih pun. Sebagai seorang penulis, Tere tergelitik untuk mengajak anak-anak Paser untuk memperkenalkan daerahnya kepada dunia melalui cerita. Begitulah singkat ceritanya.

 

Tere adalah salah satu dari beberapa Pejuang Paser yang berasal dari luar kota (Jakarta dan Balikpapan), yang murni ingin datang dan berbagi ilmu dengan anak-anak di Bumi Buen Kesong.

 

Kemudian gayung bersambut, satu demi satu para tokoh lokal muncul satu per satu. Kadis Pendidikan, Kadis Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga, ketua komisi III DPRD Paser, sampai Komandan Kodim Paser pun ikut terlibat langsung. Bahkan Dandim tak segan-segan mengerahkan beberapa jajarannya juga untuk menjadi Inspirator dalam KI Paser ini.

 

Selain para pemimpin beberapa institusi di atas, Kepala Kantor Pos, pembatik, penari, dan beragam profesi lainnya tidak mau kalah untuk bersama-sama mengenalkan profesi-profesi baru yang masih sangat jarang di dengar oleh anak-anak SD di sini. Mereka bersedia mempersiapkan berbagai macam media untuk memudahkan anak-anak memahami materi profesi dengan mudah. Bisa dibayangkan, jika anak-anak mendegar kata 'blog', 'moneter', 'kedaulatan', dan kata asing lain jika tidak di rencanakan dengan alat bantu yang sangat mudah dipahami anak-anak. Waktu, tenaga, pikiran, dan uang sepenuhnya mereka dedikasikan. Bravo!

 

Selain para inspirator, KI Paser ini tidak akan mudah terlaksana tanpa bantuan rekan-rekan muda volunteer panitia. Mereka adalah para anak muda paser yang rela membagi waktu di saat harus dihadapkan juga dengan pekerjaan mereka sendiri dan mid semester bagi mereka yang masih kuliah. Tanpa bayaran, tanpa imbalan, what a wonderful hearth!

 

Dan di hari sumpah pemuda 28 Oktober 2013 itu, anak-anak paser di sembilan SD yang tersebar di sekitar Tanah Grogot, bersorak sorai menyambut dan menyalami mereka, dan mulai mengembangkan cita-cita mereka menjadi lebih liar. Seorang siswa di SD Muhammadiah berbisik kepada volunteer, "Bu, apakah baik jika saya ingin menjadi koki? Karena saya laki-laki..."


Cerita Lainnya

Lihat Semua