Hujan yang Tak Terhenti

Fitri Utami Ningrum 2 Desember 2011

Hari ini hujan tak terhenti. Dari semalam hingga pagi, hingga siang hari, menuju sore hujan baru terhenti. hujan benar-benar telah mengguyur Dusun Londang dan Desa Bantan Tengah. Hari ini jatah saya mengajar di kelas 6B. Tapi seperti biasa anak-anak kelas lain meminta saya untuk masuk mengajar di kelas mereka. Terutama kelas 5. Karena hari ini hujan lebat, mungkin ini membuat wali kelas mereka, terhalang masuk. Maka untuk menenangkan mereka dan mencegah mereka keluar-keluar kelas dan “mengganggu” kelas saya, saya meminta mereka untuk membuat puisi tentang apa saja atau tentang apa pun yang mereka sukai. Dan inilah hasil karya mereka. Beberapa di antaranya yang menarik perhatian saya.

Puisi karya siswa Kelas 5 HUJAN (Karya M. Hasbi D.) HuJan kenapa engkau turun air kenapa tiDak uang. Hujan kenapa engkau Datang di sertai Dengan Petir. Dan kenapa engkau turun Deras Sekali. HuJan kamu begitu Berarti. Karena kalau hujan tidak turun maka tumbuhan semuanya Layu, ikan semua mati, Dan Desa ini akan kepanasan. aku harus Berterima kasi kepaDamu. karena kamu telah menyelamatkan Desa ini. <Saya suka sekali puisi ini, karena menggambarkan perasaan Hasbi ketika hujan turun. Yap. Hari ini hujan turun. Turun dengan sangat derasnya. Turun tak terhenti semenjak semalam. Saya suka karena Hasbi bisa membaca situasi. Dia bisa terinspirasi membuat karyanya sendiri dengan melihat lingkungan sekitar. Bravo for Hasbi.>

Rumah (Karya Melysa Dwi Windiarny) Rumah..... Engkau melindungi ku Dari segala hujan dan panas Rumahku........ Walau pun bentuk tak sebagus mungkin namu bagi ku terpandang istana oh rumah...... Senang, duka dan gembira tetap ku di situ <Saya suka puisi ini karya sebagai sebuah karya yang jujur. Bahasanya biasa saja. Simple. Mudah. Singkat. Dan to the point, tidak bertele-tele. Bravo Melysa>

Rumah Yang Sederhana (Karya Siti Rinda Yani) Rumah.... Kau melindungi ku dari Panas dan dingin. Rumah..... walau kau Sederhana tapi kau tempat tinggalku dari aku lahir hingga aku tiada Kau tetap menjadi rumah ku.... Susah, Senang, duka, dan sedih Kulalui dirumah ini rasa Lelah ku dari bekerja hilang saat aku duduk dirumah Semua Pekerjaan ku, kulakukan dirumah Rumah adalah kenang-kenangan terindah ku Saat Panas dan hujan Aku melihat dari cendela rumah ku Betapa indah nya rumah yang sederhana Walau kecil tapi kau adalah tempat tinggal ku Rumah adalah segala-galanya.   <Rumah juga. Sepertinya mereka memang suka membuat puisi tentang rumah. Kalau sedang istirahat, saya suka perhatikan kalau mereka sangat suka bermain rumah-rumahan. Mereka akan menyusun buku-buku dan tempat pinsil mereka menjadi layout-layout rumah. Aku suka karena Rinda membuat puisinya sendiri. Tidak mencontek dari buku.>

 

-2 Desember 2011; Hujan yang tak terhenti dari malam hingga siang menuju sore


Cerita Lainnya

Lihat Semua