info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Belajar dari Jalan di Tulang Bawang Barat

Arga Adi Yuwono 26 November 2011

Jalan itu memang berliku..

Tapi yakinlah kawan jika kau tahu tujuanmu..

Maka keberanianmu untuk melangkah kan menuntunmu..

Mencapai tujuan yang kauharapkan itu

(Arga Adi Yuwono)

 

            Dua puluh tiga hari telah kulalui hari-hariku di TBB. Sungguh sebuah petualangan luar biasa yang mendorong diri untuk terus berkembang dan meningkatkan kemampuan adaptasi. Salah satunya adalah belajar menguasai jalanan di TBB yang terkenal rusak berat, dari tanah, sering banjir ketika hujan,berdiameter lebar, dan menghadirkan nuansa debu ketika angin bertiup. Jalanan di TBB tidak seperti kota-kota di Pulau Jawa yang sudah diterangi lampu-lampu disekelilingnya. Bila terlanjur malam, kegelapan adalah lampu yang menghiasinya, Seram sekali memang^^, karena menurut warga disini jika sudah malam, jalanan di TBB rawan dengan Begal.

            Aku selalu ingat pertanyaanku kepada kakak kelasku PM 1 tentang jarak suatu daerah dengan daerah lain di TBB, misalnya waktu itu aku menanyakan begini :

“ Bang Riza jarak dari tempat Abang ngajar ke tempat Arga Ngajar jauh ngga?” tanyaku

“ Dekat ko Ga.” Jawab Bang Riza.

“Ooo dekat toh mas.” Aku menerima jawaban itu sambil menganggukan kepala..

Nah kejadian berikutnya setelah kutempuh jalanan TBB adalah sebagai berikut :

“ Hduhh, jauh banget sih mas, katanya dekat..” Keluhku,."

“ Lho, ini dekat Dik.” Jawab Bang Riza dengan wajah tanpa bersalahnya..(Hehe)

  Mendengar jawaban itu aku hanya diam melongo..^^(Batinku mengatakan, apa Bang Riza jadi stress yang setelah setahun lebih melewati jalanan di TBB ??)

 

           Akhirnya alasan jawaban Bang Riza itu kutemukan setelah aku seringkali menempuh perjalanan ke berbagai daerah di TBB. Pepatah jawa mengatakan “ Witing Tresno Jalaran Saka kulino.” Cinta itu lahir karena kebiasaan. Nahh,sepeninggal PM 1 yang sudah comeback ke Jakarta karena mereka telah rampung mengabdi, akhirnya tiba saatnya diriku untuk memberanikan berkendara motor sendirian di TBB. SubhanaAllah, luar biasa bingungnya aku ketika akan ditinggal PM1. Aku merasa knowledge transfer dari PM1 tentang jalanan di TBB masih kurang nyantol di otakku. Memang sih, mereka sempat beberapa kali mengadakan pengenalan jalanan di TBB ke berbagai daerah, karena posisiku yang menjadi koordinator di TBB. Hal itu membuat diriku harus benar-benar menguasai jalanan di TBB.

 

          Maka dimulailah petualanganku yang pertama kali untuk mencari jalan pulang ke housefamku di HTI. Alhamdulillah lancar^^. Petualanganku pun berlanjut dan terus berlanjut, Ke rumah teman PMku Awe, Acha, Mitha, Meiske, Mel, Daniel, dan unit 2, Alhamdulillah juga sangat lancar. Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh ke tiap tempat itu rata-rata memakan waktu 1-2 jam untuk professional, dan bagi diriku yang masih belajaran biasanya berkisar 2-3jam perjalanan dengan motor. Fyuhh capek banget rasanya tapi sangat melegakan ketika berhasil mencapai tujuan perjalanan. Kepuasan itu muncul karena Adrenalinku terpacu ketika menempuh jalanan di TBB. Kawan, seringkali jalanan yang aku lalui rusak berat, tergenang air sehingga licin dan menurut masyarakat rawan dengan begal..

 

            Kawan, oleh karena kebingungan diriku terhadap jalanan di TBB, akhirnya sejak sepulang PM 1 aku mempunyai sebuah impian, yaitu menguasai jalanan  di TBB pada bulan pertama. Bahkan aku akan membuat peta cantik yang rencananya akan aku hadiahkan buat adik kelasku PM 5..SubhanaAllah, upayaku itu kurasakan makin membuahkan hasil. Diriku mulai hafal jalanan di TBB, tubuhku sudah beradaptasi dan senang  dengan perjalanan jauh yang seringkali kutempuh..

            Inilah kawan, jawaban mengapa mas Riza mengatakan kalau kemana-mana itu dekat. Hal itu disebabkan beliau telah mencintai jalanan di TBB. Beliau konsisten untuk belajar jalanan di TBB dengan cara praktek naik motor dan mengelilingi jalan-jalan. Sehingga lama kelamaan mulai  tumbuh cinta terhadap jalanan di TBB dalam benak Bang Riza. Maka kemana-mana itu dekat bagi Bang Riza, karena beliau mencintai dan menikmati perjalanan yang dilaluinya..

            Begitu juga aku Kawan,

            Cintaku akan semakin semerbak..

                        Untuk perjalanan di jalanan TBB ini..

                        Karena walau jalan itu berliku..

                        Tapi keberanian akan terus kupupuk untuk melaluinya..

                        Justru melalui jalanan ini aku banyak belajar

                        Belajar untuk yakin, bersabar, berinisiatif dan  bersyukur..

                        Yakin dengan tujuan yang ingin kita capai

                        Bersabar dengan keadaan yang selalu menanti

                        Berinisiatif untuk mengambil keputusan yang cepat,,

                        Dan Bersyukur dengan berusaha menolong sesama..

 

(Tulisan ini dibuat setelah melewati jalanan sulit,berlumpur, banjir,penuh truck yang terjebak dijalan, tapi penuh inspiratif, bersama teman2.. PM lainnya)

InsyaAllah akan berlanjut..

 

To be continued..

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua