info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

“Karet Pengusir Kuntilanak”

Agriani Stevany Kadiwanu 24 Oktober 2012
Minggu ke dua September, suasana mencekam meliputi seluruh desa Bukide. Pasalnya ada seorang ibu hamil yang meninggal dengan bayi masih di dalam perut. Ada cerita bahwa hantu si ibu sedang mencari bayinya. Kepercayaan masyarakat Bukide, apabila seorang ibu hamil meninggal beserta bayi di kandungannya maka ia akan menjadi kuntilanak yang berkeliaran setiap malam selama 3 hari untuk mencari anaknya. Tidak ada anak kecil akan berani berjalan sendirian ketika hari mulai gelap, anak-anak balita sudah di dalam rumah bila gelap dan dipakaikan peniti yang ada bawangnya di baju mereka. Hal tersebut untuk mengusir setan ceritanya. Orang tua juga tidak sedikit yang mempercayai hal ini. Lucunya, ada seorang murid yang berkata kepadaku, “Ibu jaga bajalan kalau malam? Jangan bajalan ibu, itu setan ada mo bajalan. Kalau anak-anak kena racunnya nanti mau mati.” Kujawab dengan polos, “Ibu kan bukan anak-anak. Jadi tidak apa-apa to?” Lama Riafni terdiam, lalu menjawab, “Ia ibu, tapi jangan bajalan malam. Itu setan ada keluar kalau malam-malam.” Aku hanya bisa tersenyum dan tertawa kecil. Entah bagaimana menyampaikan bahwa kita tidak boleh takut dengan hal mistis seperti itu. Apalagi takut dengan tahyul tambahan seperti racun kuntilanak itu. Malam harinya, anak-anak kelas IV menodongku untuk belajar. Sebenarnya tidak ada jadwal mereka les hari itu. Tetapi ketika aku pulang ke rumah, anak-anak kelas IV sudah ramai menungguku. Aku pun dengan senang hati memenuhi keinginan mereka. Sementara belajar, tercium bau karet yang dibakar. Semua anak-anak geger. Aku bingung, ada apa ini? “Ibu cium tidak ini bau?” Aprisye, salah satu murid kelas IV yang bertangan kidal menanyakan kepadaku dengan muka serius. “Iya, ibu ada cium ini bau. Kenapa memangnya?” Jawabku. “Ada setan keluar berarti ibu. Ada yang bakar karet sendal di dekat mesjid situ.” Aprisye dan anak-anak lain mulai ketakutan. Aku bingung. “Tunggu-tunggu! Maksudnya apa?” tanyaku bingung. Noverli, anak laki-laki usia remaja yang entah sudah berapa kali tahan kelas itu menjawab pertanyaanku, “Itu orang ada bakar sendal jepit ibu. Kalo itu setan mo cium bau karet, dia mo lari.” Ooooooh... begitu rupanya. Selesai belajar beberapa anak diantar pulang oleh Noverli karena takut pulang sendiri. Lucunya anak-anak ini. Sudah diberitahu bahwa tidak ada setan yang berkeliaran masih saja takut.

Cerita Lainnya

Lihat Semua