info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Apa yang dimaksud dengan sudut tumpul?

Ijma Sujiwo 27 Januari 2011
Rabu, 22 Desember 2010, jam 7.30 merupakan hari ujian matematika untuk di SD saya. Sebelum lonceng berbunyi, sebagian murid saya sangat sibuk sekali. Mereka bukannya sibuk belajar akan tetapi sibuk bermain, ada yang bermain balon, bermain kelereng bahkan ada yang bermain pasir. Hal tersebut sangat kontras sekali dengan pengalaman saya ketika menghadapi ujian matematika semasa SD dimana semua anak sibuk membaca buku atau membuat contekan rumus. Di sini mereka semua sangat tenang dan santai sekali ketika ujian, tidak ada rasa takut mengenai soal yang susah atau tidak bisa menjawab soal – ya bisa dikatakan mereka seperti belajar seperti hari-hari biasa. Berbanding terbalik dengan mereka, saya yang merasa takut dan cemas apakah mereka bisa menjawab semua soal ulangan dengan baik dan benar. Namun saya meyakinkan diri saya bahwa semua anak itu pintar dan optimis bahwa mereka bisa menjawab ujian matematika ini. Lonceng sekolah berbunyi tanda masuk ke dalam kelas untuk mengerjakan ujiaan matematika. Seperti biasa mereka masuk dengan rapi, yaitu berbaris dua banjar. Hari ini saya mengawasi murid-murid kelas 4. Setelah mereka masuk ke dalam kelas, dilanjutkan dengan membaca doa. Sehabis membaca doa mereka mengumpulkan buku tulis dan paket matematika mereka di meja guru. Sebelum membagikan soal ujian matematika saya menyempatkan untuk bertanya ke murid-muridku “selamat pagi anak-anak! Bagaimana? Sudah siap mengerjakan soal ujian matematika?”, dengan cepat  mereka menjawab “ sudah Pak..”. lalu saya membagikan soal matematika dan mereka langsung mengerjakan soal tersebut. Awalnya mereka tampak tenang namun setelah 20 menit kemudian mereka terlihat mulai gelisah dan ada beberapa anak yang mulai bertanya kepada temannya. Namun ketika saya hampiri mereka langsung kembali ke soalnya masing-masing. 40 menit kemudian, saya cukup kaget karena seorang siswa sudah selesai mengerjakan soal ujian matematika tersebut. Lalu saya menanyakan apakah sudah diisi semua dengan benar. Lalu anak itu menjawab “sudah Pak”. Lalu anak tersebut memberikan kertas ujiannya dan langsung ke luar untuk bermain. Saya langsung memeriksa kertas ulangannya dan ternyata memang sudah diisi semua, namun ada satu jawaban yang membuat saya terkejut, yaitu soal essay matematika no. 4 “Apakah yang dimaksud dengan sudut tumpul?” anak tersebut menjawab “Karena tidak diasah”. Jawaban tersebut benar-benar sungguh diluar dugaan saya atau bisa dikatakan kreatif. Melihat jawaban tersebut saya mulai berpikir bahwa anak-anak di sini menjawab sesuai dengan apa yang mereka lihat, dengar dan kerjakan sehari-hari. Jadi disini saya tidak bisa menyalahi jawaban-jawaban kreatif mereka, yang harus saya perbaiki adalah menyampaikan materi yang sesuai dengan kegiatan mereka sehari-hari seperti membuat soal cerita matematika yang temanya menggunakan kegiatan sehari-hari yang mereka lakukan (memanen sawit, atau menjulu udang).

Cerita Lainnya

Lihat Semua