info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

If (guru == NULL)

Agung Firmansyah 24 April 2011
If (guru == NULL) { /*AWAS .... Bandwidth Killer & Panjang*/ Tahu global warming kan? Apa dampak global warming bagi sekolahku? Jawabannya adalah sekolahku sepi guru. Nah, ada puisi tentang ini, judulnya DAMPAK SISTEMIK GLOBAL WARMING BAGI SDN NO. 27 TATIBAJO :mrgreen: .Baru kemarin bulan Maret Siang hari panas banget Tapi subuh hujan deras Bikin sungai kelewat batas Banjirpun ga kalah hebat Bikin murid ga bisa lewat Setapak hutan ikutan becek Apalagi enggak ada ojek Ditambah pula lumpur sedengkul Bikin guru tidak go to school Murid sedih datang mengadu Sekolah sepi tiada guru Teng...teng...teng, bel dipukul Anak selapangan datang berkumpul “Kelas 1 gabung kelas 2. Kelas 3 dengan kelas 4. Kelas 5 tetap. Kelas 6 tetap. Disiapkan, lalu berdoa.” “IYAA...PAAAK!” Sambut bebocah serempak Begitulah seminggu ini Dan puisiku cukup di sini Gimana? Keren kan? Kalau jelek mohon dimaafkan. Maklum, pujangga karbitan. Hehe.... . Ini kisah selengkapnya.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- | | |

HARI SENIN Sebelum subuh sampe jam 8 masih hujan deras, alamat guru pada ga bisa masuk. Kalau sudah begini, biasanya sih jadi Superman. Tapi, bosen ah! Hari ini aku mau jadi jagoanku waktu kecil, Meg Geper. Meg Geper yang banyak akal. Kelas V Meg Geper menggelar peta Indonesia. Bermodal kardus hasil ‘ngleles’ dari warung tante-tantenya, anak-anak mulai membuat peta Indonesia hand made. Senjata yang dipakai: Peta Indonesia, krayon, gunting. Pelajaran apa ini? Ini pelajaran tematik. Ada IPS - geografi peta Indonesia, SBK - membuat kerajinan tangan, PKn I - gotong royong dan kerja sama, PKn II – belajar bahwa negara mereka tidak sekedar Indonesia, tetapi INDONESIA RAYA. Kelas I-II Meg Geper masuk kelas sambil memamerkan senjata barunya, buku gambar. Murid-murid bilang HORE. Meg Geper cas-cis-cus dikit tentang alat transportasi. Penuh semangat, murid-murid membalas dengan cas-cis-cus yang lebih buanyak. Ya maklum, namanya juga ngajar di pasar burung :mrgreen:. Kalau besar, kamu ingin punya kendaraan apa? Ingin naik alat transportasi apa? Begitu pertanyaan awalnya. Senjata: buku gambar, krayon, penggaris. Lagi-lagi pelajaran tematik. Ada Bahasa Indonesia – alat transportasi dan juga SBK – menggambar dan mewarnai. Kelas VI Kelas VI, mau ujian. Ayo belajar! Buka buku UASBN IPA, kerjakan paket 4! Alhamdulillah ada 3 jenis buku bank soal UASBN sumbangan teman-teman UI. Jadi kalau pas megang kelas banyak seperti ini, anak kelas VI tetap bisa belajar. Kelas III-IV mana? Kemarin ngajar apa ya di 2 kelas itu? Hehe, lupa. Kayaknya aku ngasih soal matematika ke mereka. Kasihaaan.... :D.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- | | |

HARI SELASA The Copy Ninja, Hatake Kakashi, itulah jagoanku sekarang :cool: . Tiga alasanku memilih Kakashi: 1. Udah lama ga buka mangastream.com :D. 2. Ekspresi muka hari itu kaya Kakashi, males-males ngantuk, masih tepar gara-gara kemarin. 3. Kakashi dijuluki sebagai The Copy Ninja, karena dia bisa niru jurus-jurus dari ninja yang lain. Nah, inilah alasan utamanya :D. Kelas IV Pas masuk kelas IV, muka murid-murid masih cemberut. Mereka kecewa gara-gara kemarin dikasih tugas matematika, padahal kelas V asik banget bikin peta. Sekilas lihat jadwal pelajaran, eh IPS. Hehe.....! Eh...eh, daripada bingung mau ngajar apa dan biar muridnya seneng, ayo kita mengkopi jurusnya Meg Geper, membuat peta Indonesia! :mrgreen:  \(^o^)/ Sebuah win-win solution :mrgreen: . Senjata yang digunakan: Peta Indonesia, krayon, gunting. Pelajaran apa ini? Ya jelas pelajaran tematik. Ada IPS - geografi wilayah Indonesia, SBK - membuat kerajinan tangan, PKn I - gotong royong dan kerja sama, PKn II – belajar bahwa negara mereka tidak sekedar Indonesia, tetapi INDONESIA RAYA. Bedanya, kali ini ada kompetisi karena kelas dibagi jadi 2 kelompok.

Kelas VI Ayo latihan soal UASBN lagi Ø(. . ). Kali ini buku Bahasa. SEMANGAT! :cool: . Kelas III – V Mengarang cerita ‘Kalau Aku Punya 1 Milyar Rupiah’ :cool: . Kelas I-II Mengerjakan soal matematika. Kasihaaan....! Pokoknya, kalau bingung ngasih soal pasti yang keluar kalau ga tugas mengarang ya matematika :mrgreen: . ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- | | | HARI RABU Subuh ga hujan, alhamdulillah. Jadi guru yang datang lengkap. Lumayan, bisa lebih rileks sejenak. Masuk ke kelas VI, buka buku UASBN Matematika :twisted: . Hahaha....! ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- | | | HARI KAMIS Gatot Kaca, Otot Kawat – Balung Wesi. Gatot Kaca – satria dari Pringgodani, seorang super hero Indonesia hasil naturalisasi dari India. Kalau dilihat sekilas, kemampuan Superman mirip dengan Gatot Kaca. Bedanya, Gatot Kaca bisa berubah jadi raksasa. Tapi bukan itu alasanku memilih karakter si anak Bima. Hari ini bagian hilir sungai hujan. Artinya, guru-guru tidak masuk. Sedangkan di hulu, termasuk Tatibajo, tidak hujan. Artinya tidak ada alasan bagi siswa untuk bolos sekolah. Alhasil murid-murid full team, guru-guru NULL team. Kelas I-II Praktiknya, bukan Gatot Kaca yang mengajar kelas I-II, melainkan seorang siswa kelas VI, ‘Massapi’ (belut) panggilannya. Moga lain kali sempat cerita bagaimana bocah ini bisa jadi guru ‘bantu’ :D. Si Belut mengajak adik kelasnya untuk membuat bangun datar dari kertas lipat. Senjata yang digunakan: Kertas lipat, penggaris (untuk menggaris dan memotong). Pelajaran apa? Lagi-lagi tematik. Ada Matematika – bangun datar, PKN – kerja sama, dan SBK – kerajinan tangan. Kelas III-IV Meniru si Belut, aku mengajak siswa kelas III-IV membuat bangun datar dari kertas lipat lalu menyusunnya menjadi berbagai macam alat transportasi. Senjata yang digunakan: kertas lipat, penggaris, gunting. Mata pelajaran apa? Tematik lagi donk. Ada matematika – bangun datar, SBK – kerajinan tangan, dan Bahasa Indonesia – alat transportasi. Saat istirahat, kami ngobrol sebentar. Mereka bertanya mengapa aku kuliah di Jakarta, maka kuceritakan perjalananku Surabaya – Jakarta. Kami juga menghayal tentang kegiatan piknik kenaikan kelas. Katanya, mereka ingin piknik ke bulan. Di bulan ada pohon beringin, ujar mereka :mrgreen: . Bel masuk dipukul. Mereka pun kembali asik dengan guntingnya dan menambahkan beberapa alat transportasi lagi. Kelas V Berhubung Gatot Kaca bisa terbang di awan maka di kelas V kami menggambar siklus awan atau daur air :D. Yang hadir cuma 4, semuanya laki-laki. Yang perempuan? Sibuk membantu memasak. Ada warga yang punya hajatan. Senjata: kertas buram, krayon. Pelajaran? IPA – siklus air dan tentu saja SBK - menggambar. Kelas VI Kelas VI yang selama hari-hari sebelumnya ‘hanya’ mengerjakan soal latihan UASBN ngiri juga. Mereka minta untuk belajar SBK. Jadinya, mereka pun ikut membuat peta Indonesia :D. Habislah kardus di warung tante-tante mereka :mrgreen: . Senjata yang digunakan: Peta Indonesia, krayon, gunting. Pelajaran apa ini? You know lah... :D. Hari kamis itu hari yang paling capek, kudu ngiter terus ke kelas-kelas. Makanya aku pingin jadi Gatot Kaca, biar ngiternya ga perlu jalan, tapi terbang :D.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- | | |

HARI JUMAT Sekolah NULL guru lagi. Kardus di warung-warung sudah habis dibabat para keponakan 3 hari sebelumnya. Rencana peta hand made mustahil dilaksanakan hari ini. Lalu enaknya ngajar apa ya...? .... .... .... Ting (gambar lampu muncul)! I’m Sinbad The Sailor today. Haha....! Di kelas gabungan IV-V, Sinbad langsung nulis lagu ‘Nenek Moyangku Seorang Pelaut’. Di ruang sebelah Andika, kelas VI, menuliskan liriknya di kelas gabungan I, II, III, dan IV. Intinya begini, semua anak belajar nyanyi. Semua siswa didoktrin bahwa mereka adalah keturunan pelaut tangguh  :twisted: . Walaupun semua murid ber-‘Nenek Moyangku’, setiap kelas tetap belajar sesuai dengan jenjangnya (at least I think so). Kok bisa? Begini caranya :D... Kelas I Hitung jumlah huruf ‘a’, huruf ‘i’, huruf ‘u’, huruf ‘e’, dan huruf ‘o’ dalam lagu ‘Nenek Moyangku’. Pelajaran apa? Tematik lagi donk. Ada Bahasa Indonesia – pengenalan huruf vokal, Matematika – berhitung, dan tentu SBK – bernyanyi. Kelas II Hitung jumlah huruf mati ‘k’ dan mati ‘t’. Contohnya kata ‘pelaut’. Pejaran apa? Iya, benar. Ada Matematika – berhitung, Bahasa Indonesia – pengenalan huruf mati, dan SBK – bernyanyi. Kelas III Tulis semua kata benda yang kamu temukan di lirik lagu tersebut. Pelajaran apa? Gabungan, ada Bahasa Indonesia – kata benda dan SBK – bernyanyi. Kelas IV Tulis semua kata kerja yang kamu temukan dan ubahlah menjadi kata kerja pasif, misalnya ‘gemar’ menjadi ‘digemari’. Kelas V Tulis semua kata kerja yang ada dan carilah sinonimnya. Contoh: gemar = suka. Kelas VI Mari kita bahas soal Bahasa Indonesia ujian sekolah kemarin Ø(. . ). Walaupun kerjanya cuma mengerjakan soal, kami tetap berusaha agar suasana kelas VI tetap menyenangkan :).

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- | | |

Potret sekolah kurang tenaga pengajar aktif bisa Anda lihat di Tatibajo. SD kami hanya memiliki 6 guru aktif, di antaranya 1 kepsek (PNS), 2 guru kelas (PNS), 1 guru olah raga (PNS), 1 guru agama (PNS), dan 1 guru bantu. Keadaan itu didramatisir oleh letak geografis Tatibajo yang terisolir. Semua guru yang ada adalah pendatang. Mereka tinggal di pinggir jalan poros Majene – Mamuju (sekitar 6 kilo dari lokasi sekolah). Bila hujan datang, jalan setapak hutan yang menghubungkan Tatibajo dengan aspal hampir tidak bisa dilalui. Tapi itu kan kalau hujan. Kalau tidak hujan kan jalanan normal?! Masalahnya, hujan itu rajin datang. Dia lebih rajin daripada anak sekolahan. Anak sekolah datang jam 7, hujan datangnya subuh. } else{ Di SD kami, guru full team tetap tidak bisa memberikan pembelajaran yang memadai karena kami hanya punya 3 guru kelas. Dua guru bidang studi yang ada tidak jarang ikut berperan sebagai guru kelas. Layaknya guru kelas, mereka mengajar sepanjang hari, mengajar lebih lama dari jam jatah mengajarnya (seharusnya 18 jam/minggu menjadi 24 jam/minggu). Semoga kelebihan jam mengajar ini tercatat oleh pemerintah dan mempermudah mereka untuk mendapatkan sertifikasi. } Ya, dua paragraf di atas isinya masalah semua. Mari kita berlepas diri dari masalah. Mari kita ikut menjadi bagian dari solusi. Kalau guru sepi, ayo mengajar. Kita juga bisa libatkan anak kelas atas untuk ikut menjadi guru ‘bantu’ (trik ini sudah dipraktikan di TPQ dan berhasil). Buat sekolah semenyenangkan mungkin agar murid-murid yang terlanjur riang ke sekolah tidak kecewa. Bayangkan saja, ada murid-murid yang harus menyisir sungai yang hobi meluap ‘hanya’ untuk belajar membaca. Kalau murid macam ini sudah kecewa dengan sekolah, bisa broken school sudah. Tapi kalau dari mereka ada yang berhasil sukses, maka mereka akan punya cerita seru tentang sekolahnya. Dan aku juga punya cerita seru untuk cucu-cucuku nanti, insya Allah*. ***** NB: Alat dan bahan seperti Peta Indonesia, 3 set buku UASBN (IPA, Bahasa, Mat), buku gambar, krayon, penggaris, dan kertas lipat adalah sebagian dari barang-barang yang dibeli dengan menggunakan uang galang dana

If (guru == NULL) { /*AWAS .... Bandwidth Killer & Panjang*/

http://blog.indonesiamengajar.org/agungfirmansyah/files/2011/04/tatibajo-mgpc-future-leaders-300x207.jpg

Tahu global warming kan? Apa dampak global warming bagi sekolahku? Jawabannya adalah sekolahku sepi guru. Nah, ada puisi tentang ini, judulnya DAMPAK SISTEMIK GLOBAL WARMING BAGI SDN NO. 27 TATIBAJO :mrgreen: .Baru kemarin bulan Maret


Cerita Lainnya

Lihat Semua